tag:blogger.com,1999:blog-77085861792687755272024-03-18T20:00:52.934-07:00Materi-Materi SosiologiBlog ini bebas di kunjungi oleh siapa saja ( semua umur ).Materi-Materi Sosiologihttp://www.blogger.com/profile/04800054178002388005noreply@blogger.comBlogger13125tag:blogger.com,1999:blog-7708586179268775527.post-33805793270896427032011-11-12T06:41:00.000-08:002011-11-12T06:41:07.443-08:00Masa Sekolah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpeDLLX-tK6qUt1U4alPtqPYLuf08i3pZ4sx_yNWGMzdz1VUPbkradcmdoHqWuXf9doGnsjH0lCTi5SIEaeVyOMenv4W-QJRiLVeFVGdzCnWhOckR7eSUV4uQk-T6HiEj1msORAgauIoRm/s1600/XII+IS+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="237" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpeDLLX-tK6qUt1U4alPtqPYLuf08i3pZ4sx_yNWGMzdz1VUPbkradcmdoHqWuXf9doGnsjH0lCTi5SIEaeVyOMenv4W-QJRiLVeFVGdzCnWhOckR7eSUV4uQk-T6HiEj1msORAgauIoRm/s320/XII+IS+2.jpg" width="320" /></a></div>Materi-Materi Sosiologihttp://www.blogger.com/profile/04800054178002388005noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7708586179268775527.post-72273685600776974872011-03-04T01:12:00.000-08:002011-03-04T01:12:25.521-08:00Materi Sosiologi Kesehatan<div style="color: blue; text-align: center;"><b><b><b>RUANG LINGKUP SOSIOLOGI KESEHATAN</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Sosiologi kesehatan merupakan cabang sosiologi yang relatif baru. Di masa lalu dalam sosiologi telah lama dikenal cabang sosiologi, sosiologi medis, yang merupakan pendahulu sosiologi kesehatan dan terkait erat dengannya. Pertumbuhan sosiologi medis berlangsung melalui enam tahap.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Menurut Mechanic tugas medis hanya dapat dilaksanakan secara efektif manakala yang dipertimbangkan baik faktor biologis maupun faktor sosial dan psikologis. Mulai dikajinya peran faktor sosial-budaya dalam keberhasilan pelaksanaan tugas medis menjadi dasar bagi tumbuh dan berkembangnya sosiologi medis.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Straus membedakan antara sosiologi mengenai bidang medis dan sosiologi dalam bidang medis. Menurutnya sosiologi mengenai bidang medis terdiri atas kajian sosiologis terhadap faktor di bidang medis yang dilaksanakan oleh ahli sosiologi yang menempati posisi mandiri di luar bidang medis dan bertujuan mengembangkan sosiologi serta untuk menguji prinsip dan teori sosiologi. Menurut Kendall dan Reader, sosiologi mengenai bidang medis mengulas masalah yang menjadi perhatian sosiologi profesi dan sosiologi organisasi. Menurut Straus sosiologi dalam bidang medis merupakan penelitian dan pengajaran bersama yang sering melibatkan pengintegrasian konsep, teknik dan</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>personalia dari berbagai disiplin, dalam mana sosiologi digunakan sebagai pelengkap bidang medis.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Dalam perkembangan selanjutnya perhatian sosiologi medis meluas ke berbagai masalah kesehatan di luar bidang medis. Dengan demikian, berkembanglah bidang sosiologi kesehatan.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Para ahli pun membedakan antara sosiologi mengenai kesehatan dan sosiologi dalam kesehatan. Menurut Wilson sosiologi mengenai kesehatan adalah pengamatan dan analisis dengan mengambil jarak, yang terutama dimotivasi oleh suatu masalah sosiologi, sedangkan sosiologi dalam kesehatan adalah penelitian dan pengajaran yang lebih bercirikan keintiman, terapan dan kebersamaan yang terutama didorong oleh adanya masalah kesehatan. Menurut Wolinsky orientasi para ahli sosiologi kesehatan lebih tertuju pada masalah kesehatan, bukan pada masalah sosiologi sehingga sosiologi kesehatan cenderung miskin teori.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Twaddle merinci tujuh dimensi yang membedakan sosiologi kesehatan dengan sosiologi medis. Menurutnya terjadinya pergeseranpergeseran dalam ketujuh dimensi tersebut mengakibatkan bergesernya sosiologi medis menjadi sosiologi kesehatan. Namun, sosiologi kesehatan merupakan bidang yang muda hingga kini bidang sosiologi medis masih tetap dominan.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Pandangan Ilmu Sosial dan Budaya Lainnya tentang Kesehatan</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Masalah kesehatan dipelajari pula oleh antropologi medis, suatu bidang ilmu sosial yang erat kaitannya dengan sosiologi medis. Menurut Foster, kedekatan kedua bidang tersebut bersumber pada dua hal. Namun, beberapa hal khusus membedakan keduanya; ada tiga hal yang membedakan antropologi medis dengan sosiologi medis. Foster menyebutkan tiga faktor yang hanya dijumpai pada antropologi medis. Foster dan Anderson pun membedakan antara antropologi mengenai bidang medis dan antropologi dalam bidang medis.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Antropologi medis mempunyai suatu cabang yang dinamakan etnomedisin. Pandangan masyarakat tradisional terhadap masalah psikiatri dan cara-cara mereka menanganinya merupakan suatu pokok bahasan suatu cabang khusus dalam etnomedisin yang dikenal dengan nama etnopsikiatri, psikiatri lintas budaya atau psikiatri transkultural.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Masalah kesehatan dapat ditinjau dari segi ilmu ekonomi kesehatan. Karena sumber daya jumlahnya terbatas, sedangkan manusia mempunyai bermacam-macam keperluan maka terjadi persaingan untuk memperoleh sumber daya yang dapat dialokasikan untuk keperluan kesehatan. Masalah pengalokasian sumber daya ke dalam maupun di dalam bidang kesehatan inilah yang dipelajari ekonomi kesehatan.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Bidang hukum merupakan suatu bidang yang erat sangkut-pautnya dengan berbagai masalah kesehatan yang dihadapi warga masyarakat. Ketentuan yang mengatur masalah kesehatan kita jumpai di berbagai cabang ilmu hukum. Masalah kesehatan pun mempunyai aspek-aspek yang menarik perhatian ahli ilmu politik.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Menurut Davidoff dalam psikologi dikenal bidang psikologi kesehatan, yang didefinisikannya sebagai sumbangan disiplin psikologi terhadap promosi dan pemeliharaan kesehatan. Masalah kesehatan yang dikaji psikologi dapat terdiri atas perilaku maupun proses mental.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>PANDANGAN SOSIOLOGI MENGENAI KESEHATAN DAN PENYAKIT</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Definisi Kesehatan dan Penyakit</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Wolinsky menjelaskan bahwa bagi dokter simtom dan tanda penyakit merupakan bukti gangguan biologis pada tubuh manusia yang memerlukan penanganan medis. Dari sudut pandang medis, kesehatan ialah ketiadaan simtom dan tanda penyakit. Wolinsky selanjutnya mengemukakan beberapa keberatan terhadap definisi kesehatan menurut kalangan medis ini.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Definisi medis ini lebih sempit daripada definisi WHO, yang mencakup baik kesejahteraan fisik, mental maupun sosial dan tidak semata-mata terbatas pada ketiadaan penyakit ataupun kelesuan. Namun, menurut Mechanic definisi WHO ini sulit dioperasionalisasikan untuk membedakan orang sehat dan orang sakit.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Konsep kesehatan dengan cakupan luas kita jumpai pula dalam pandangan Blum. Blum mengemukakan bahwa kesehatan manusia terdiri atas tiga unsur, yaitu kesehatan somatik, kesehatan psikis, dan kesehatan sosial. Definisi yang menyerupai definisi WHO kita jumpai dalam UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Menurut definisi Parson seseorang dianggap sehat manakala ia mempunyai kapasitas optimum untuk melaksanakan peran dan tugas yang telah dipelajarinya melalui proses sosialisasi, lepas dari soal apakah secara ilmu kesehatan ia sehat atau tidak. Menurut Parson pula, kesehatan sosiologis seseorang bersifat relatif karena tergantung pada peran yang dijalankannya dalam masyarakat.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Ternyata definisi kesehatan yang mirip dengan ketiga macam definisi tersebut di atas serupa kita jumpai pula di kalangan masyarakat. Menurut hasil penelitian di Inggris di kalangan masyarakat awam pun dijumpai definisi negatif, definisi fungsional, dan definisi positif.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Parson memandang masalah kesehatan dari sudut pandang kesinambungan sistem sosial. Dari sudut pandang ini tingkat kesehatan terlalu rendah atau tingkat penyakit terlalu tinggi mengganggu berfungsinya sistem sosial karena gangguan kesehatan menghalangi kemampuan anggota masyarakat untuk dapat melaksanakan peran sosialnya. Selain mengganggu berfungsinya manusia sebagai suatu sistem biologis, penyakit pun mengganggu penyesuaian pribadi dan sosial seseorang.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Masyarakat berkepentingan terhadap pengendalian mortalitas dan morbiditas. Menurut Parson ini disebabkan karena (1) penyakit mengganggu berfungsinya seseorang sebagai anggota masyarakat dan (2) penyakit, apalagi kematian dini, merugikan kepentingan masyarakat yang telah mengeluarkan biaya besar bagi kelahiran, pengasuhan dan sosialisasi anggota masyarakat.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Tipologi Sehat dan Perilaku Sakit</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Wolinsky membedakan delapan macam keadaan sehat, yaitu (1) sehat secara normal, (2) pesimis, (3) sakit secara sosial, (4) hipokondrik, (5) sakit secara medis, (6) martir, (7) optimis, dan (8) sakit serius.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Anggota masyarakat yang merasakan penyakit akan menampilkan perilaku sakit. Menurut Mechanic perilaku sakit merupakan perilaku yang ada kaitannya dengan penyakit. Di bidang sosiologi kesehatan dikenal pula konsep lain yang berkaitan, yaitu perilaku upaya kesehatan.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Tanggapan seseorang terhadap suatu penyakit ditentukan oleh berbagai faktor. Mechanic menyebutkan sepuluh faktor atau variabel yang mempengaruhi tanggapan baik si penderita sakit sendiri maupun orang lain terhadap situasi sakit seseorang. Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Scambler menawarkan suatu klasifikasi yang lebih singkat, yang terdiri atas enam kategori.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>KESEHATAN DAN PENYAKIT DARI SUDUT PANDANG SOSIAL</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Pengertian dan Konsep Penyakit</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Dalam sosiologi kesehatan dikenal perbedaan antara konsep disease dan illness. Bagi Conrad dan Kern disease merupakan gejala biofisiologi yang mempengaruhi tubuh. Menurut Field disease adalah konsep medis mengenai keadaan tubuh tidak normal yang menurut para ahli dapat diketahui dari tanda dan simtom tertentu. Sarwono merumuskan disease sebagai gangguan fungsi fisiologis organisme sebagai akibat infeksi atau tekanan lingkungan, baginya disease bersifat objektif.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Bagi Conrad dan Kern illness adalah gejala sosial yang menyertai atau mengelilingi disease. Bagi Field illness adalah perasaan pribadi seseorang yang merasa kesehatannya terganggu. Sarwono merumuskan illness sebagai penilaian individu terhadap pengalaman menderita penyakit; baginya maupun bagi Field illness bersifat subjektif.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Muzaham menerjemahkan istilah disease menjadi penyakit, dan illness menjadi keadaan-sakit, sedangkan Sarwono pun menerjemahkan istilah disease menjadi penyakit, tetapi menerjemahkan istilah illness menjadi sakit.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Dalam setiap masyarakat dijumpai suatu sistem medis. Menurut definisi Foster, sistem medis mencakup semua kepercayaan tentang usaha meningkatkan kesehatan dan tindakan serta pengetahuan ilmiah maupun keterampilan anggota kelompok yang mendukung sistem tersebut. Foster mengidentifikasikan pula beberapa unsur universal dalam berbagai sistem medis tersebut.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Penyakit merupakan suatu produk budaya. Menurut Geest dalammasyarakat berbeda penyakit dinyatakan secara berbeda, dijelaskan secara berbeda, dan dikonstruksikan secara berbeda pula.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Kontruksi Sosial Mengenai Penyakit</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Sejumlah pengamat masalah kesehatan mengemukakan bahwa penyakit merupakan konstruksi sosial. Contoh mengenai penyakit sebagai konstruksi sosial ini antara lain disajikan oleh Conrad dan Kern, yang membahas konstruksi sosial perempuan sebagai makhluk lemah dan tidak rasional yang terkungkung oleh faktor khas keperempuanan seperti organ reproduktif dan keadaan jiwa mereka, dan kecenderungan untuk mengkonstruksikan sindrom pramenstruasi dan menopause sebagai gangguan kesehatan yang memerlukan terapi khusus. Contoh berikut disajikan oleh Diederiks, Joosten dan Vlaskamp, yang mengkhususkan pembahasan mereka pada konstruksi sosial cacat fisik dan mental. Contoh lain disajikan oleh Brumberg, yang membahas Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! konstruksi sosial gejala anorexia nervosa di kalangan perempuan Barat. Contoh terakhir bersumber pada tulisan Nijhof, yang didasarkan pada otobiografi pengidap penyakit kronis.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>KESEHATAN DAN FAKTOR SOSIAL</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Hubungan Kesehatan dengan Kelas Sosial, Gaya Hidup, dan Jenis Kelamin</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Penyakit tidak terdistribusi secara merata di kalangan penduduk. Masalah kelompok mana yang menderita penyakit apa merupakan bidang kajian yang dinamakan epidemiologi.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Data dari berbagai negara memaparkan adanya hubungan antara kesehatan dan kelas sosial. Perbedaan mortalitas antarkelas disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyakit jantung isemia, kanker paru-paru, penyakit serebrovaskular, bronkitis, kecelakaan kendaraan bermotor, pneumonia dan bunuh diri.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Meskipun antara dua negara bagian AS yang bertetangga, Utah dan Nevada, tidak dijumpai banyak perbedaan di bidang pendapatan per kapita, persentase penduduk yang tinggal di perkotaan, jumlah dokter per 100.000 penduduk, rata-rata tingkat pendidikan formal penduduk, struktur usia penduduk, komposisi ras, perbandingan laki-laki dan perempuan serta lingkungan fisik, namun antara keduanya dijumpai perbedaan mencolok di berbagai bidang kesehatan. Penjelasannya dicari pada perbedaan gaya hidup penduduk kedua negara bagian tersebut. Dari kasus ini disimpulkan bahwa tersedianya sarana kesehatan dan tingginya penghasilan tidak dengan sendirinya menjamin kesehatan masyarakat.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Ketidaksamaan distribusi morbiditas dan mortalitas kita jumpai pula antara laki-laki dan perempuan. Salah satu faktor sosial yang terkait dengan perbedaan mortalitas laki-laki dan perempuan perbedaan perilaku, antara lain disebabkan perbedaan sosialisasi peran.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Merokok yang mengakibatkan kerentanan terhadap berbagai penyakit tertentu merupakan kebiasaan yang dalam banyak masyarakat lebih banyak dilakukan oleh kaum laki-laki daripada oleh kaum perempuan. Hal yang sama berlaku bagi konsumsi minuman keras.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Faktor sosial lain yang menyebabkan perbedaan mortalitas laki-laki dan perempuan ialah kenyataan bahwa laki-laki lebih sering melibatkan diri dalam berbagai kegiatan yang berbahaya. Temuan menarik lain ialah adanya perbedaan mortalitas laki-laki dan perempuan dalam angka bunuh diri. Dalam kasus tertentu faktor sosial justru mengakibatkan mortalitas lebih tinggi di kalangan perempuan.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Hubungan Kesehatan dengan Usaha dan Etnisitas</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Masalah kesehatan penduduk meningkat sejalan dengan meningkatnya usia. Orang usia lanjut biasanya menderita penyakit degeneratif dan penyakit kronis. Mereka mempunyai angka morbiditas tertinggi sehingga tuntutan akan pelayanan kesehatan meningkat pula. Mereka semakin sulit mandiri dan semakin tergantung pada orang lain. Berbagai gangguan kesehatan tidak teratasi karena faktor sosial, seperti ketidaktahuan dan faktor ekonomi. Faktor sosial yang terkait dengan usia lanjut ialah ageism, suatu sistem diskriminasi yang mengandung stereotip yang menggambarkan orang usia lanjut sebagai orang yang sakit, miskin dan kesepian.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Data dari berbagai masyarakat sering menunjukkan bahwa etnisitas atau ras warga terkait dengan keadaan kesehatan mereka. Salah satu faktor yang menyebabkan perbedaan kesehatan antara kelompok mayoritas etnik dan ras dengan kelompok minoritas ialah kelas sosial.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Faktor sosial yang diduga merupakan penyebab utama masalah kematian ialah kemiskinan yang gawat, dan kelangkaan akses ke pelayanan kesehatan dasar. Upaya yang disarankan ialah pengalihan upaya pencegahan maupun pengobatan dari rumah sakit, klinik, dan ruang gawat darurat ke pelayanan langsung ke komunitas berisiko paling tinggi, dan kampanye pendidikan intensif. Temuan lain yang menyangkut perbedaan distribusi penyakit antar-ras ialah hubungan bahwa jumlah pemuda Kulit Putih yang dinyatakan tidak memenuhi syarat mengikuti wajib militer karena alasan medis selalu lebih banyak daripada jumlah pemuda Kulit Hitam. Perbedaan ini diduga disebabkan karena orang Kulit Putih lebih mudah menjalankan peran sakit daripada orang Kulit Hitam.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Data mengenai keadaan kesehatan kelompok-kelompok minoritas etnik yang menetap di Inggris menunjukkan lebih tingginya prevalensi morbiditas dan mortalitas tertentu di kalangan kelompok etnis tertentu daripada di kalangan penduduk setempat.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Perbedaan sistem medis antara kaum migran dan penduduk setempat pun merupakan salah satu faktor yang menjadi penyebab perbedaan kesehatan.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>PETUGAS KESEHATAN</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Dokter dan Pasien</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Kajian awal terhadap hubungan dokter-pasien dalam sosiologi dipelopori Henderson. Di antara berbagai tema sosiologi yang dikajinya kita jumpai tema konsep sistem dan sistem sosial serta tema sosiologi medis. Pemikiran Henderson kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Talcott Parsons, antara lain dalam tulisannya mengenai praktik medis modern.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Salah satu tulisan Parsons yang sangat berpengaruh dalam sosiologi kesehatan dimuatnya dalam buku The Social System. Baginya praktik medis merupakan mekanisme dalam sistem sosial untuk menanggulangi penyakit para anggota masyarakat. Salah satu sumbangan pikiran penting Parsons bagi sosiologi ialah lima pasangan variabel yang dinamakannya variabel pola. Parsons membahas pula peran sakit. Baginya sakit merupakan suatu peran sosial, dan seseorang yang sakit mempunyai sejumlah hak maupun kewajiban sosial. Menurut Parsons situasi seorang pasien ditandai oleh keadaan ketidakberdayaan dan keperluan untuk ditolong, ketiadaan kompetensi teknis, dan keterlibatan emosional.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Menurut Parsons peran dokter terpusat pada tanggung jawabnya terhadap kesejahteraan pasien, yaitu mendorong penyembuhan penyakitnya dalam batas kemampuannya. Untuk melaksanakan tanggung jawabnya ini dokter diharapkan untuk menguasai dan dan menggunakan kompetensi teknis tinggi dalam ilmu kedokteran dan teknik-teknik yang didasarkan kepadanya.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Untuk kepentingan penyembuhan pasien, tidak jarang hubungan dokter-pasien melibatkan hal yang bersifat sangat pribadi. Di samping kontak fisik dengan pasien dokter pun dapat menanyakan hal sangat pribadi yang biasanya tidak diungkapkan kepada orang lain. Sumber ketegangan lain yang dikemukakan Parsons ialah adanya ketergantungan emosional pada dokter.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Pendekatan Teoritis dan Kajian Empiris</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Menurut pendekatan interaksionisme simbolik baik dokter maupun pasien mempunyai gambaran mereka sendiri mengenai kenyataan sosial, yang mempengaruhi interaksi di antara mereka. Kajian interaksionisme simbolik terhadap hubungan dokter-pasien menekankan pada kesenjangan dalam harapan dan kemungkinan terjadinya konflik.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Pandangan Parsons mengenai peran sakit telah memperoleh tanggapan sejumlah ahli sosiologi. Empat hal yang dipermasalahkan oleh para ahli sosiologi ialah tipe penyakit, keanekaragaman dalam tanggapan individu dan kelompok, hubungan petugas kesehatan dengan pasien, dan orientasi kelas menengah.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Sejalan dengan perjalanan waktu mulai berkembang pekerjaan yang berhubungan dengan bantuan kepada dokter dalam pelaksanaan tugasnya. Pekerjaan petugas kesehatan non-dokter ini dalam literatur sering disebut sebagai paraprofesi. Ciri utama yang membedakan status profesi dengan pekerjaan ialah ada-tidaknya otonomi. Oleh karena petugas kesehatan non-dokter tidak memiliki otonomi profesional melainkan didominasi dan dikendalikan oleh dokter maka pekerjaan mereka digolongkan ke dalam okupasi, bukan profesi.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Perbedaan lain antara kelompok paraprofesi dengan profesi dokter ialah bahwa pekerja kesehatan non-dokter lebih responsif terhadap pasien dan lebih berorientasi pada mereka daripada para dokter.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Perawat merupakan paraprofesi yang paling dikenal. Sejarah pekerjaan perawat dapat dibagi dalam dua periode: zaman sebelum dan sesudah Florence Nightingale. Sebelum Florence Nightingale perawat dianggap sebagai pengganti ibu. Setelah itu, Florence Nightingale mengubah citra perawat dari pengganti ibu menjadi perawat profesional.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>KESEHATAN DAN LINGKUNGAN</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Kesehatan dan Lingkungan Fisik</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Lingkungan mempunyai dampak terhadap berbagai segi kehidupan masyarakat. Dalam membahas dampak lingkungan terhadap kesehatan para ahli membedakan antara lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Dalam bencana buatan manusia umumnya masyarakat baru mulai memikirkan langkah-langkah untuk menanggulangi dampak negatif dan mencegah terulangnya peristiwa serupa setelah dampak negatif tersebut terwujud.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Suatu masalah kesehatan lingkungan yang kini dihadapi masyarakat yang melaksanakan industrialisasi ialah pencemaran air. Pemanfaatan air tercemar untuk kebutuhan setiap hari mengakibatkan kematian dan berbagai penyakit.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Penurunan kualitas udara karena pencemaran udara oleh gas atau debu dapat mengakibatkan berbagai macam gangguan kesehatan. Pencemaran udara karena kebakaran hutan telah membawa berbagai dampak negatif bagi kesehatan lingkungan. Penduduk daerah perkotaan yang menghirup udara yang tercemar gas buang kendaraan bermotor serta kotoran dan gas yang disalurkan melalui cerobong asap pabrik menghadapi risiko terkena berbagai penyakit. Banyak warga masyarakat dalam jangka waktu lama berada di ruang tertutup dengan udara yang didinginkan alat penyejuk menghirup udara tercemar sehingga menghadapi risiko terkena berbagai gangguan kesehatan, seperti asma.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Kesehatan terancam pula oleh berbagai bentuk lain pencemaran lingkungan fisik. Lalu lintas pun merupakan lingkungan fisik yang mempengaruhi kesehatan manusia. Lingkungan fisik lain yang diidentifikasikan sebagai faktor penyebab gangguan kesehatan ialah perumahan, hidup berkerumun dan kepadatan penduduk. Sering kali berbagai jenis pencemaran terjadi secara bersamaan.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Kesehatan dan Lingkungan Sosial</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Gangguan kesehatan dapat datang dari lingkungan sosial. Manusia sering hidup dalam lingkungan sosial yang membuat mereka marah, frustrasi atau cemas, dan perasaan-perasaan demikian dapat mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan. House, Landis dan Umberson mengemukakan hasil penelitian yang menunjukkan adanya hubungan antara hubungan sosial dan kesehatan. Antara lain dikemukakan pada arti penting social support bagi kesehatan.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Ancaman lingkungan terhadap kesehatan ditanggapi warga masyarakat dengan berbagai ragam reaksi. Ada yang bermigrasi ke kawasan lain. Ada pula warga masyarakat yang berupaya menanggulanginya. Kesadaran ataupun kecurigaan warga masyarakat bahwa lingkungan fisik mereka menyebabkan penyakit kemudian sering diikuti dengan berbagai bentuk tindakan terhadap mereka yang dianggap bertanggung jawab.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Tindakan terhadap organisasi yang mencemari kesehatan lingkungan fisik melibatkan berbagai pihak, seperti community at risk, berbagai kelompok dan organisasi lain yang peduli terhadap komunitas berisiko, dan pemerintah. Sasaran tindakan komunitas berisiko beserta pendukung mereka ini umumnya terdiri atas perusahaan milik negara ataupun swasta yang proses produksi atau distribusinya membahayakan kesehatan karyawannya atau lingkungan sekitarnya atau yang memproduksi atau mengedarkan produk yang dianggap membahayakan kesehatan konsumennya. Tindakan dapat pula ditujukan pada instalasi yang direncanakan akan dibangun karena dikhawatirkan akan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Tindakan memperjuangkan kesehatan lingkungan tersebut ada yang berbentuk perilaku kolektif dan ada yang berbentuk gerakan sosial. Pihak yang dituntut biasanya akan menempuh berbagai upaya hukum maupun politik untuk mempertahankan kepentingan ekonominya atau bahkan untuk melakukan tuntutan balik.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>UPAYA KESEHATAN</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Upaya Kesehatan Kuratif, Preventif dan Promotif</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Di negara dengan sistem pelayanan kesehatan yang berorientasi pada upaya kuratif mulai berkembang berbagai kritik terhadap sistem tersebut. Para pengkritik menyarankan agar sistem pelayanan kesehatan beralih ke upaya preventif dan perawatan penderita penyakit kronis. Di samping kedua macam upaya tersebut di atas kita menjumpai pula upaya promosi kesehatan.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Dalam upaya pencegahan medis dibedakan tiga jenjang intervensi klinis, yaitu pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan pencegahan tertier. Ada pembedaan antara tiga jenjang pencegahan, yaitu pencegahan pada jenjang medis, pencegahan pada jenjang perilaku, dan pencegahan pada jenjang struktur.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Upaya Preventif : Kasus HIV/AIDS</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>HIV merupakan sejenis virus yang ditularkan dari seseorang ke orang lain melalui pertukaran darah atau cairan tubuh. Oleh karena mengakibatkan defisiensi pada ketahanan tubuh manusia maka virus ini diberi nama HIV. Adanya berbagai penyakit tertentu merupakan sindrom yang menjadi indikasi bahwa orang dengan HIV telah mengidap apa yang dinamakan penyakit AIDS.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Oleh karena HIV/AIDS merupakan PMS maka yang paling rentan terhadap infeksi HIV/AIDS maupun PMS lain ialah orang yang terlibat dalam perilaku risiko tinggi yaitu mereka yang sering berganti pasangan seks tanpa menggunakan alat pelindung. Selain melalui hubungan seks, yang merupakan cara penularan dominan, dan maka infeksi HIV/AIDS dapat pula terjadi melalui cara-cara lain, seperti infeksi janin dalam kandungan orang dengan HIV/AIDS; infeksi intravena; prosedur tindak medis invasif; kontak dengan darah atau cairan tubuh orang dengan HIV/AIDS.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Mengingat bahwa infeksi HIV/AIDS cenderung terjadi di kalangan orang yang berperilaku risiko tinggi maka perilaku dan gaya hidup inilah yang menjadi sasaran intervensi upaya pencegahan. Di kalangan para pemerhati masalah HIV/AIDS dikenal apa yang dinamakan rumus ABC: abstinence (abstinensi), be faithful (setialah), dan kondom (condom). Pencegahan dilakukan dengan kegiatan yang biasanya dinamakan KIE (komunikasi, informasi, edukasi). Kegiatan KIE bertujuan mengubah perilaku, pengetahuan, sikap, dan keyakinan warga masyarakat.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Upaya intervensi perilaku tidak terbatas pada orang yang berperilaku risiko tinggi melainkan mencakup pula berbagai kalangan masyarakat. Berbagai program KIE mengenai HIV/AIDS yang dijumpai dalam masyarakat lain dan kini telah mulai dilaksanakan dalam masyarakat kita ialah intervensi kelompok risiko tinggi, program pendidikan di tempat kerja, program pendidikan kesehatan di sekolah, intervensi komunitas, intervensi melalui media massa.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Intervensi di bidang struktur sosial diarahkan pada perubahan struktur sosial, sistem sosial, dan lingkungan melalui perundangundangan dan kebijakan. Penanggulangan masalah seks komersial yang menjadi sumber penyebaran PMS dan HIV/AIDS menuntut adanya intervensi struktural, bukan hanya intervensi perilaku.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Dalam upaya promosi kesehatan dijumpai dua pendekatan, yaitu pendekatan individual dan pendekatan struktural. Dari strategi komprehensif promosi kesehatan yang dirumuskan WHO nampak bahwa badan dunia ini menganut pendekatan struktural. Dari perumusan tujuan utama Departemen Kesehatan serta strategi untuk mewujudkannya dapat kita simpulkan bahwa yang kita anut ialah baik pendekatan individual maupun struktural.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>SISTEM MEDIS ALTERNATIF</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Makna dan Pengertian Sistem Alternatif</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Dalam berbagai masyarakat kita menjumpai lebih dari satu sistem medis. Ada sistem medis yang berkembang dalam masyarakat Barat dan yang oleh para ahli diberi berbagai nama. Di luar itu, ada sistem medis masyarakat non-Barat yang oleh orang Barat dinamakan sistem medis primitif, non-Barat, tradisional, rakyat (folk medicine), pribumi, non- Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! ilmiah. Dalam sistem pelayanan kesehatan kita yang dinamakan pengobatan tradisional ialah upaya pengobatan atau perawatan di luar ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Kleinman membuat klasifikasi dengan membedakan tiga macam pelayanan medis lokal (local health care systems), yaitu sistem pelayanan kesehatan populer (popular), sistem pelayanan kesehatan rakyat (folk), dan pelayanan kesehatan profesional yang berorientasi ke biomedisa Barat.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Salah satu bentuk sistem medis alternatif, menurut Conrad dan Kern, terdiri atas berbagai bentuk kegiatan yang berpusat pada komunitas berupa sistem medis yang bersifat swadaya dengan menekankan pada pertolongan pada diri sendiri maupun perawatan diri sendiri.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Menurut Aakster istilah alternatif mengacu pada sistem medis di luar metode normal yang berlaku dengan beberapa ciri yang membedakannya dengan sistem medis modern, seperti biayanya tidak dijamin asuransi kesehatan, metodenya tidak diajarkan di perguruan tinggi, metodenya didasarkan pada pandangan lain mengenai penyakit dan pandangan lain mengenai hubungan antara tenaga kesehatan dengan penderita penyakit.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Aakster membedakan beberapa tipe sistem medis alternatif, yaitu yang memakai metode diagnosis atau perawatan yang menyimpang, yang mempunyai pandangan menyimpang mengenai penyakit, yang mempunyai gambaran menyimpang mengenai penyakit atau manusia, dan sistem medis Timur.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Salah satu sistem medis alternatif faith healing, yaitu penggabungan penyembuhan dengan keyakinan pada kekuatan adikodrati. Ada yang menggabungkannya dengan ilmu kesehatan modern, dan yang melakukannya secara mandiri.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Menurut Wallis penelitian telah menemukan adanya hubungan antara keyakinan agama dan kesehatan, namun di kalangan para ahli masih belum ada kesepakatan mengenai faktor penyebab adanya hubungan tersebut. Pun masih belum ada kesepakatan apakah dari berbagai temuan penelitian tersebut dapat dibuat generalisasi.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Pemanfaatan Sistem Medis Alternatif</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Para ahli menyebutkan berbagai alasan mengapa sistem medis alternatif tumbuh dan berkembang. Disebutkan bahwa sistem medis alternatif dinilai lebih baik daripada sistem medis konvensional; adanya kesadaran bahwa sistem medis konvensional pun mempunyai keterbatasan; biaya sistem medis alternatif lebih murah daripada biaya sistem medis konvensional.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Menurut Kalangie dalam menghadapi sistem medis berbeda warga masyarakat menerapkan hierarchy of resort in curative practices, yaitu pilihan tertentu yang sering berurutan. Untuk gangguan tidak dianggap serius orang berpaling ke pengobatan atau perawatan di rumah; bila ini tidak berhasil, orang berpaling ke penyembuh tradisional; bila gagal, orang berpaling ke sistem medis modern.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Kemungkinan lain adalah bahwa orang berpaling dari perawatan di rumah ke ilmu kesehatan modern, namun tidak memperoleh hasil yang diharapkan sehingga berpaling ke upaya tradisional.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Kalangie mengidentifikasikan lima faktor yang mendasari keputusan seseorang untuk memilih suatu sistem medis tertentu, yaitu gambaran mengenai kegawatan penyakit, pengalaman di masa lalu dengan berbagai sistem medis, pengetahuan dan keterampilan terapeutik dalam keluarga dan nasihat pihak lain, biaya komparatif sistem medis berbeda; dan kenyamanan relatif dan ketersediaan sistem medis.</b></b></b></div><div style="color: blue;"><b><b><b>Pertumbuhan dan penyebarluasan sistem medis alternatif dalam masyarakat Barat ada yang berlangsung melalui suatu proses gerakan sosial untuk mengubah struktur perawatan medis yang kemudian menghasilkan pelembagaan berbagai sistem medis alternatif tersebut.</b></b></b></div>Materi-Materi Sosiologihttp://www.blogger.com/profile/04800054178002388005noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7708586179268775527.post-20030271534253371582011-03-04T01:06:00.000-08:002011-03-04T01:06:43.343-08:00Artikel tentang Profesionalisme Dalam Penelitian oleh Ecko<div style="color: magenta;"><link href="file:///C:%5CUsers%5Cacer%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><link href="file:///C:%5CUsers%5Cacer%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx" rel="themeData"></link><link href="file:///C:%5CUsers%5Cacer%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml" rel="colorSchemeMapping"></link> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:"Cambria Math";
panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 415 0;}
@font-face
{font-family:Calibri;
panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:swiss;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-520092929 1073786111 9 0 415 0;}
@font-face
{font-family:"Century Gothic";
panose-1:2 11 5 2 2 2 2 2 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:swiss;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:647 0 0 0 159 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:10.0pt;
margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:EN-US;
mso-fareast-language:EN-US;}
p.Default, li.Default, div.Default
{mso-style-name:Default;
mso-style-unhide:no;
mso-style-parent:"";
margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
mso-layout-grid-align:none;
text-autospace:none;
font-size:12.0pt;
font-family:"Century Gothic","sans-serif";
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-bidi-font-family:"Century Gothic";
color:black;
mso-ansi-language:EN-US;
mso-fareast-language:EN-US;}
.MsoChpDefault
{mso-style-type:export-only;
mso-default-props:yes;
font-size:10.0pt;
mso-ansi-font-size:10.0pt;
mso-bidi-font-size:10.0pt;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-hansi-font-family:Calibri;}
@page Section1
{size:612.0pt 792.0pt;
margin:72.0pt 72.0pt 72.0pt 72.0pt;
mso-header-margin:36.0pt;
mso-footer-margin:36.0pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
-->
</style> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac></div><div align="center" class="Default" style="text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 9cm; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Nama : Eko Ariyanto<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 9cm; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">NIM : 3501408025<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 9cm; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Rombel : 01 (satu)<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 9cm; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">M.K. : Penulisan Karya Ilmiah<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 16pt; line-height: 115%;">PROFESIONALISME DALAM PENELITIAN<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="Default"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Profesionalisme dalam penelitian ditandai oleh penelitian yang bertujuan menjawab pertanyaan untuk mengetahui keadaan lingkungan realita empiris, baik fisik maupun sosial. Dalam hal ini yang dimaksud dengan penelitian adalah jenis penelitian ilmiah, yang karenanya harus mengikuti kaedah-kaedah ilmiah, termasuk sumber informasi yang dipilih secara ilmiah dan dianalisa secara ilmiah kemudian hasilnya dipertanggung jawabkan kepada publik melalui publikasi. Pentingnya publikasi adalah kemungkinan adanya tantangan replikasi oleh pihak lain, syarat mutlak dari penelitian ilmiah yang profesional.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Permintaan untuk menulis tentang Profesionalisme dalam Penelitian merupakan tantangan yang menarik, terutama pada waktu ini, dunia penelitian terasa pada persimpangan jalan. Banyak yang mengaku melakukan dan menghasilkan penelitian. Namun, hingga kini jarang ada hasil penelitian orang Indonesia yang diterbitkan dalam majalah internasional yang dijadikan referensi secara internasional pula. Sementara para akademisi yang bernaung di lembaga pendidikan tinggi terus ditantang melakukan Penelitian sebagai salah satu tugas Tri Dharma. Seperti suatu penduduk di negara lain, sebenarnya cukup banyak orang Indonesia yang sangat pandai. Hal ini ditunjukkan oleh keberhasilan anak-anak Indonesia meraih medali emas dalam berbagai Olympiade ilmiah. Namun, yang bersangkutan mengajar dan berkarya tidak di Indonesia tetapi di Cornell University di Amerika Serikat, di mana usaha penelitiannya terus berkembang.<o:p></o:p></span></div><div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Kalau demikian, maka ada ‘sesuatu’ dalam dunia akademis kita yang menghambat pengembangan dunia ilmu pengetahuan. Pendapat umum mengatakan bahwa penyebabnya terletak pada masalah finansial, bahwa penelitian kurang lukratif, kurang menghasilkan uang. Dengan pendidikan makin berkembang sebagai industri yang lukratif (ada yang menyebutnya komersial), berkembang pula kesempatan mengajar, di luar tugas utama seorang dosen berkaitan dengan kepegawaiannya. Pengajaran demikian langsung diberi imbalan tambahan untuk setiap kali seorang datang mengajar, secara kasar seperti kuli jam-jam-an. Tentu saja, karena manusia tergerak pada insentif moneter, tidak mengherankan bahwa dosen tergerak memperoleh imbalan yang mudah di depan mata, lebih ahli mengajar berdasar komunikasi lisan, dan makin enggan melakukan penelitian yang hasilnya harus ditulis dan diterbitkan dalam majalah ilmiah, suatu usaha besar yang hasil moneternya sering kurang sepadan dibanding dengan mengajar.<o:p></o:p></span></div><div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Peneliti Profesional<o:p></o:p></span></b></div><div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Berbagai pengertian profesionalisme. Dalam bidang sport misalnya, atlit profesional dikontraskan dengan atlit amatir. Bedanya pegolf atau petenis profesional bertanding untuk memenangkan hadiah uang sedangkan kemenangan amatir tidak selalu menghasilkan imbalan moneter. Atau, pernyataan yang sering terdengar tentang kurang profesionalnya suatu hasil umumnya dapat ditafsirkan bahwa yang dimaksud adalah bahwa hasilnya, kurang atau tidak baik, kurang bermutu. Pernyataan serupa tidak terbatas pada hasil penelitian tetapi digunakan untuk berbagai hasil, apakah kegiatan olah raga, kesenian, seminar, akademis, dan sebagainya.<o:p></o:p></span></div><div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Tentu saja penelitian tidak hanya dilakukan untuk merumuskan kebijakan pemerintah daerahnya. Pernyataan demikian agak sempit, agak lokal. Pejabat </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";">tersebut mungkin tidak tahu bahwa aturan keilmiahan penelitian terletak pada universalisme dari pengetahuan dan penemuan realita dunia. Di samping itu perlu diingat bahwa hasil penelitian tidak secara langsung menghasilkan kebijakan yang langsung dapat diterapkan. Biasanya kalaupun suatu penelitian menghasilkan penilaian tentang perlunya kebijakan baru atau perbaikan kebijakan yang ada, hasilnya masih harus diterjemahkan menjadi kebijakan yang sesuai, yang tidak pasti merupakan keahlian peneliti bersangkutan.<o:p></o:p></span></div><div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Penelitian untuk Mencari Kebenaran Bukan Pembenaran<o:p></o:p></span></b></div><div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Intinya seorang ilmuan peneliti bertujuan mencari <b>kebenaran </b>tentang lingkungan empirisnya bukan mencari <b>pembenaran</b>. Jadi, jika seseorang mengaku dirinya seorang peneliti yang ingin menyenangkan kliennya dengan membenarkan kesimpulan kehendak kliennya bukan menghasilkan kesimpulan sesuai dengan fakta empiris yang diperoleh secara ilmiah, maka tentu saja yang bersangkutan bukanlah seorang peneliti ilmuan. Ada pula yang mengaku melakukan penelitian dengan tujuan menyampaikan ‘hasil temuan di lapangan atau bukti empiris’ yang telah dipilah-pilah sesuai dengan pendapat yang telah terbentuk sebelumnya (<i>preconceived ideas</i>). <o:p></o:p></span></div><div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Tentu saja penelitian demikian tidak dapat disebut penelitian ilmiah dan peneliti dan/atau lembaga pendukungnya tidak dapat disebut memiliki integritas ilmiah. <o:p></o:p></span></div><div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Pencarian pembenaran bukan kebenaran banyak didukung oleh penelitian yang sayangnya juga dilakukan oleh staf akademis. Sering terdengar bahwa ketidak sediaan memberikan kesimpulan yang membenarkan kehendak klien akan berakibat pada tidak akan adanya kelanjutan dari hubungan mesra dengan klien, atau bahasa lain yang sering digunakan adalah ‘nanti tidak dapat proyek lagi’. Pengalaman pribadi penulis yang didorong oleh pimpinan agar menyesuaikan kesimpulan dengan kehendak klien tetapi tidak dilakukan oleh penulis dan penulis tidak tahu, dan juga tidak ingin tahu, hasil akhir laporan penelitian tersebut. Pada waktu itu banyak pejabat berkepentingan memberikan kredit, yang cukup lukratif untuk pemberi kredit dari ‘komisi’ yang dapat diperolehnya. Namun, hasil penelitian terhadap usaha kecil dan menengah berkesimpulan bahwa kebutuhan utama pengusaha bukanlah kredit melainkan bantuan pemasaran, yang sayangnya tidak dapat diberikan oleh klien bersangkutan, dan juga kurang lukratif. Walaupun demikian, penulis tidak merasakan akibat negatif ‘tidak dapat proyek lagi’ karena hingga sekarang selama berpuluh tahun penulis tetap menjadi peneliti.<o:p></o:p></span></div>Materi-Materi Sosiologihttp://www.blogger.com/profile/04800054178002388005noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7708586179268775527.post-58141720628076522502011-03-04T01:00:00.001-08:002011-03-04T01:00:58.721-08:00Artikel tentang Gender oleh Ecko<link href="file:///C:%5CUsers%5Cacer%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><link href="file:///C:%5CUsers%5Cacer%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_editdata.mso" rel="Edit-Time-Data"></link><link href="file:///C:%5CUsers%5Cacer%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx" rel="themeData"></link><link href="file:///C:%5CUsers%5Cacer%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml" rel="colorSchemeMapping"></link> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:"Cambria Math";
panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 415 0;}
@font-face
{font-family:Calibri;
panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:swiss;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-520092929 1073786111 9 0 415 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:EN-US;
mso-fareast-language:EN-US;}
p.MsoListParagraph, li.MsoListParagraph, div.MsoListParagraph
{mso-style-priority:34;
mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:0cm;
margin-left:36.0pt;
margin-bottom:.0001pt;
mso-add-space:auto;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:EN-US;
mso-fareast-language:EN-US;}
p.MsoListParagraphCxSpFirst, li.MsoListParagraphCxSpFirst, div.MsoListParagraphCxSpFirst
{mso-style-priority:34;
mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-type:export-only;
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:0cm;
margin-left:36.0pt;
margin-bottom:.0001pt;
mso-add-space:auto;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:EN-US;
mso-fareast-language:EN-US;}
p.MsoListParagraphCxSpMiddle, li.MsoListParagraphCxSpMiddle, div.MsoListParagraphCxSpMiddle
{mso-style-priority:34;
mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-type:export-only;
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:0cm;
margin-left:36.0pt;
margin-bottom:.0001pt;
mso-add-space:auto;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:EN-US;
mso-fareast-language:EN-US;}
p.MsoListParagraphCxSpLast, li.MsoListParagraphCxSpLast, div.MsoListParagraphCxSpLast
{mso-style-priority:34;
mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-type:export-only;
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:0cm;
margin-left:36.0pt;
margin-bottom:.0001pt;
mso-add-space:auto;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:EN-US;
mso-fareast-language:EN-US;}
.MsoChpDefault
{mso-style-type:export-only;
mso-default-props:yes;
font-size:10.0pt;
mso-ansi-font-size:10.0pt;
mso-bidi-font-size:10.0pt;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-hansi-font-family:Calibri;}
@page Section1
{size:612.0pt 792.0pt;
margin:72.0pt 72.0pt 72.0pt 72.0pt;
mso-header-margin:36.0pt;
mso-footer-margin:36.0pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
/* List Definitions */
@list l0
{mso-list-id:501631627;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-1229527506 1120425386 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l0:level1
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
mso-ansi-font-weight:bold;}
@list l1
{mso-list-id:1584795895;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-269850484 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l1:level1
{mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
ol
{margin-bottom:0cm;}
ul
{margin-bottom:0cm;}
-->
</style> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">KESETARAAN GENDER<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><span lang="EN-US"><b></b></span> <br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><table align="left" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr> <td height="2" width="216"></td> </tr>
<tr> <td></td> <td></td> </tr>
</tbody></table></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="EN-US">Disusun Oleh :<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span lang="EN-US" style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"> Nama : Eko Ariyanto<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span lang="EN-US" style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"> NIM : 3501408025<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span lang="EN-US" style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"> Rombel : 01<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span lang="EN-US" style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">FAKULTAS ILMU SOSIAL<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">2010<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="EN-US" style="color: #4d4d4d;">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><b><span lang="EN-US" style="color: #4d4d4d;">Latar Belakang<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="EN-US" style="color: #4d4d4d;">Mewujudkan UU Sisdiknas no. 20 tahun 2003 & Renstra Depdiknas 2005-2009 serta Tujuan Pendidikan Untuk Semua untuk tahun 2015: <b>Tujuan 2</b>: Menjamin bahwamenjelang tahun 2015 semua anak, khususnya anak perempuan, anak-anak dalam keadaan yang sulit danmereka yang termasuk etnik minoritas, mempunyai akses pada danmenyelesaikan pendidikan dasar yang bebas dan wajib dengan kualitas yang baik. <b>Tujuan 5</b>: Penghapusan kesenjangan gender pada pendidikan dasar dan menengah pada tahun 2005 danmencapai kesetaraan gender dalam pendidikan pada tahun 2015 dengan fokus pada kepastian sepenuhnya bagi anak perempuan terhadap akses dalam memperoleh pendidikan dasar yang bermutu.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="EN-US" style="color: #4d4d4d;">Banyak laki-laki mengatakan, sungguh tidak mudah menjadi laki-laki karena masyarakat memiliki ekspektasi yang berlebihan terhadapnya. Mereka haruslah sosok kuat, tidak cengeng, dan perkasa. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="EN-US" style="color: #4d4d4d;">Ketika seorang anak laki-laki diejek, dipukul, dan dilecehkan oleh kawannya yang lebih besar, ia biasanya tidak ingin menunjukkan bahwa ia sebenarnya sedih dan malu. Sebaliknya, ia ingin tampak percaya diri, gagah, dan tidak memperlihatkan kekhawatiran dan ketidakberdayaannya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="EN-US" style="color: #4d4d4d;">Ini menjadi beban yang sangat berat bagi anak laki-laki yang senantiasa bersembunyi di balik topeng maskulinitasnya. Kenyataannya juga menunjukkan, menjadi perempuan pun tidaklah mudah. Stereotip perempuan yang pasif, emosional, dan tidak mandiri telah menjadi citra baku yang sulit diubah. Karenanya, jika seorang perempuan mengekspresikan keinginan atau kebutuhannya maka ia akan dianggap egois, tidak rasional dan agresif. Hal ini menjadi beban tersendiri pula bagi perempuan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="EN-US" style="color: #4d4d4d;">Keadaan di atas menunjukkan adanya ketimpangan atau bias gender yang sesungguhnya merugikan baik bagi laki-laki maupun perempuan. Membicarakan gender tidak berarti membicarakan hal yang menyangkut perempuan saja. Gender dimaksudkan sebagai pembagian sifat, peran, kedudukan, dan tugas laki-laki dan perempuan yang ditetapkan oleh masyarakat berdasarkan norma, adat kebiasaan, dan kepercayaan masyarakat. Bias gender ini tidak hanya berlangsung dan disosialisasikan melalui proses serta sistem pembelajaran di sekolah, tetapi juga melalui pendidikan dalam lingkungan keluarga.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="EN-US" style="color: #4d4d4d;">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><b><span lang="EN-US" style="color: #4d4d4d;">Pembahasan<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="EN-US" style="color: #4d4d4d;">Keterlibatan semua pihak sangat dibutuhkan bagi terwujudnya kehidupan yang lebih egaliter. Kesetaraan gender seharusnya mulai ditanamkan pada anak sejak dari lingkungan keluarga. Ayah dan ibu yang saling melayani dan menghormati akan menjadi contoh yang baik bagi anak-anaknya. Demikian pula dalam hal memutuskan berbagai persoalan keluarga, tentu tidak lagi didasarkan atas "apa kata ayah". Jadi, orang tua yang berwawasan gender diperlukan bagi pembentukan mentalitas anak baik laki-laki maupun perempuan yang kuat dan percaya diri.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="color: #4d4d4d;">Memang tidak mudah bagi orang tua untuk melakukan pemberdayaan yang setara terhadap anak perempuan dan laki-lakinya. Sebab di satu pihak, mereka dituntut oleh masyarakat untuk membesarkan anak-anaknya sesuai dengan "aturan anak perempuan" dan "aturan anak laki-laki". Di lain pihak, mereka mulai menyadari bahwa aturan-aturan itu melahirkan ketidakadilan baik bagi anak perempuan maupun laki-laki.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="color: #4d4d4d;">Kesetaraan gender dalam proses pembelajaran memerlukan keterlibatan Depdiknas sebagai pengambil kebijakan di bidang pendidikan, sekolah secara kelembagaan dan terutama guru.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="color: #4d4d4d;">Dalam hal ini diperlukan standardisasi buku ajar yang salah satu kriterianya adalah berwawasan gender. Selain itu, guru akan menjadi agen perubahan yang sangat menentukan bagi terciptanya kesetaraan gender dalam pendidikan melalui proses pembelajaran yang peka gender.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="color: #4d4d4d;">Teori Gender</span></b><span lang="EN-US" style="color: #4d4d4d;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="EN-US" style="color: #4d4d4d;">Dalam pembahasan mengenai gender, termasuk kesetaraan gender dikenal adanya dua teori, yaitu : <b>Teori Nurture </b>dan <b>Teori Nature</b>. Namun demikian dapat pula dikembangkan satu konsep teori yang diilhami dari dua teori tersebut yang merupakan keseimbangan yang disebut dengan <b>Teori Equilibrium</b>. Secara rinci teori-teori tersebut diuraikan sebagai berikut :<o:p></o:p></span></div><ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal" style="color: #4d4d4d; line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US">Teori Nurture</span></b><span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="EN-US" style="color: #4d4d4d;">Menurut teori ini perbedaan laki-laki dan perempuan pada hakekatnya adalah hasil dari konstruksi sosial budaya, sehingga menghasilkan peran dan tugggaaas yang berbeda. Perbedaan itu menyebabkan perempuan selalu tertinggal dan terabaikan peran dan kontribusinya dalam hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Konstruksi sosial menempatkan laki-laki dan perempuan dalam perbedaan kelas. Laki-laki diidentikkan dengan kelas borjuis dan perempuan sebagai proletar.<o:p></o:p></span></div><ol start="2" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal" style="color: #4d4d4d; line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US">Teori Nature<o:p></o:p></span></b></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="EN-US" style="color: #4d4d4d;">Menurut teori ini, perbedaan laki-laki dan perempuan adalah kodrat, dan harus bisa diterima. Perbedaan biologis itu memberikan indikasi bahwa diantara kedua jenis tersebut diberikan peran dan tugas yang berbeda. Ada peran dan tugas yang dapat dipertukarkan, tetapi ada yang tidak bisa karena memang berbeda secara kodrat alamiahnya.<o:p></o:p></span></div><ol start="3" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal" style="color: #4d4d4d; line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US">Teori Equilibrium<o:p></o:p></span></b></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="EN-US" style="color: #4d4d4d;">Di samping kedua teori tersebut, terdapat kompromistis yang dikenal dengan keseimbangan yang menekankan pada konsep kemitraan dan keharmonisan dalam hubungan antar laki-laki dan perempuan, karena keduanya harus bekerjasama dalam kemitraan dan keharmonisan dalam kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Untuk mewujudkan gagasan tersebut, maka dalam setiap kebijakan dan strategi pembangunan agar diperhitungkan peran laki-laki dan perempuan secara seimbang. Hubungan antara kedua elemen tersebut bukan saling bertebtangan tetapi hubungan komplementer guna saling melengkapi satu sama lain.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="EN-US" style="color: #4d4d4d;">Dari yang sudah dijelaskan di atas tentang kesetaraan gender dapat disimpulkan bahwa gender adalah pandangan masyarakat tentang perbedaan peran, fungsi, dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan yang merupakan hasil konstruksi sosial budaya dan dapat berubah sesuai perkembangan zaman. Sedangkan bias gender adalah suatu pandangan yang membedakan peran, kedudukan serta tanggung jawab laki-laki dan perempuan dalam kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="EN-US" style="color: #4d4d4d;">Saran saya agar bias gender tidak terjadi di keluarga, masyarakat, bangsa dan negara adalah dengan dibentuknya kesetaraan gander yang mulai ditanamkan pada anak sejak dari lingkungan keluarga.<o:p></o:p></span></div>Materi-Materi Sosiologihttp://www.blogger.com/profile/04800054178002388005noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7708586179268775527.post-6741535146878736632011-03-04T00:57:00.000-08:002011-03-04T00:57:14.625-08:00INOVASI PEMBELAJARAN by Ecko part 2<div style="color: magenta;"><link href="file:///C:%5CUsers%5Cacer%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><link href="file:///C:%5CUsers%5Cacer%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx" rel="themeData"></link><link href="file:///C:%5CUsers%5Cacer%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml" rel="colorSchemeMapping"></link> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:"Cambria Math";
panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 415 0;}
@font-face
{font-family:Calibri;
panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:swiss;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-520092929 1073786111 9 0 415 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:10.0pt;
margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:EN-US;
mso-fareast-language:EN-US;}
a:link, span.MsoHyperlink
{mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
color:blue;
text-decoration:underline;
text-underline:single;}
a:visited, span.MsoHyperlinkFollowed
{mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
color:purple;
mso-themecolor:followedhyperlink;
text-decoration:underline;
text-underline:single;}
p
{mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-margin-top-alt:auto;
margin-right:0cm;
mso-margin-bottom-alt:auto;
margin-left:0cm;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:EN-US;
mso-fareast-language:EN-US;}
.MsoChpDefault
{mso-style-type:export-only;
mso-default-props:yes;
font-size:10.0pt;
mso-ansi-font-size:10.0pt;
mso-bidi-font-size:10.0pt;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-hansi-font-family:Calibri;}
@page Section1
{size:612.0pt 792.0pt;
margin:72.0pt 72.0pt 72.0pt 72.0pt;
mso-header-margin:36.0pt;
mso-footer-margin:36.0pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
-->
</style> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 18pt; text-indent: 36pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Beberapa teknik pembelajaran kooperatif:</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 36.7pt; text-indent: -18pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">a. Metode STAD</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Metode STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan-kawan dari universitas John Hopkins.Para guru menggunakan metode STAD untuk mengajarkan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu,baik melalui penyajian verbal maupun tertulis.<b> </b><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student teams achievement division (STAD). Langkah-langkah:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 55.4pt; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1) Membentuk kelompok yang anggotanya ± 4 orang.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 55.4pt; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2) Guru menyajikan materi pelajaran.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 55.4pt; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3) Guru memberi tugas untuk dikerjakan, anggota kelompok yang mengetahui jawabannya memberikan penjelasan kepada anggota kelompok.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 55.4pt; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">4) Guru memberikan pertanyaan/kuis dan siswa menjawab pertanyaan/kuis dengan tidak saling membantu.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 55.4pt; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">5) Pembahasan kuis<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 55.4pt; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">6) Kesimpulan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 36.7pt; text-indent: -18pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">b. Metode Jigsaw</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 36pt; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Metode ini dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawan-kawan dari universitas Texas. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Langkah-langkah metode jigsaw:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 55.4pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1) Kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya ± 4 orang.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 55.4pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2) Penyajian materi dan setiap siswa diberi waktu untuk mempelajarinya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 55.4pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3) Para anggota dari beberapa tim bergabung menjadi satu untuk mengkaji bagian yang sama.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 55.4pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">4) Selanjutnya para siswa bergabung dengan kelompknya kembali untuk mengajar anggota lain tentang materi yang diperoleh.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 55.4pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">5) Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam “home teams” para siswa dievaluasi secara individual mengenai bahan yang telah dipelajari.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 36.7pt; text-indent: -18pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">c. Metode GI (Group Investigation)</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Santyasa mengungkapkan pembelajaran kooperatif tipe GI didasari oleh gagasan John dewey tentang pendidikan, bahwa kelas merupakan cermin masyarakat dan berfungsi sebagai laboratorium untuk belajar tentang kehidupan di dunia nyata yang bertujuan mengkaji masalah-masalah sosial dan antar pribadi. Menurut Winataputra (1992:39) model GI atau investigasi kelompok telah digunakan dalam berbagai situasi dan dalam berbagai bidang studi dan berbagai tingkat usia. Pada dasarnya model ini dirancang untuk membimbing para siswa mendefinisikan masalah, mengeksplorasi berbagai cakrawala mengenai masalah itu, mengumpulkan data yang relevan, mengembangkan dan mengetes hipotesis.<b> </b><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Menurut Depdiknas (2005:18) pada pembelajaran ini guru seyogyanya mengarahkan, membantu para siswa menemukan informasi, dan berperan sebagai salah satu sumber belajar, yang mampu menciptakan lingkungan sosial yang dicirikan oleh lingkungan demokrasi dan proses ilmiah. Menurut Winataputra (1992:63) sifat demokrasi dalam kooperatif tipe GI ditandai oleh keputusan-keputusan yang dikembangkan atau setidaknya diperkuat oleh pengalaman kelompok dalam konteks masalah yang menjadi titik sentral kegiatan belajar. Guru dan murid memiliki status yang sama dihadapan masalah yang dipecahkan dengan peranan yang berbeda. Jadi tanggung jawab utama guru adalah memotivasi siswa untuk bekerja secara kooperatif dan memikirkan masalah sosial yang berlangsung dalam pembelajaran serta membantu siswa mempersiapkan sarana pendukung. Sarana pendukung yang dipergunakan untuk melaksanakan model ini adalah segala sesuatu yang menyentuh kebutuhan para pelajar untuk dapat menggali berbagai informasi yang sesuai dan diperlukan untuk melakukan proses pemecahan masalah kelompok.<b> </b><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ibrahim, dkk. (2000:23) menyatakan dalam kooperatif tipe GI guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5 atau 6 siswa heterogen dengan mempertimbangkan keakraban dan minat yang sama dalam topik tertentu. Siswa memilih sendiri topik yang akan dipelajari, dan kelompok merumuskan penyelidikan dan menyepakati pembagian kerja untuk menangani konsep-konsep penyelidikan yang telah dirumuskan. Dalam diskusi kelas ini diutamakan keterlibatan pertukaran pemikiran para siswa.<b> </b><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Slavin (dalam Asthika, 2005:24) mengemukakan tahapan-tahapan dalam menerapkan pembelajaran kooperatif GI adalah sebagai berikut:<b> </b><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 55.4pt; text-indent: -18pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1) Tahap Pengelompokan (<i>Grouping</i>)</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 55.4pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Yaitu tahap mengidentifikasi topik yang akan diinvestigasi serta mebentuk kelompok investigasi, dengan anggota tiap kelompok 4 sampai 5 orang. Pada tahap ini: 1) siswa mengamati sumber, memilih topik, dan menentukan kategori-kategori topik permasalahan, 2) siswa bergabung pada kelompok-kelompok belajar berdasarkan topik yang mereka pilih atau menarik untuk diselidiki, 3) guru membatasi jumlah anggota masing-masing kelompok antara 4 sampai 5 orang berdasarkan keterampilan dan keheterogenan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 19.4pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Misalnya:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 74.1pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">a) Dalam sub pokok bahasan turunan fungsi aljabar, sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat, guru menyampikan topik yang akan diinvestigasi seperti: (a) Bila y = c maka y’= 0 (c konstanta), (b) Bila y = ax maka y’ = a (a konstanta), dan (c) Bila y = ax<sup>n </sup>maka y’ = a.n.x<sup>n-1 </sup>(a dan n konstanta)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 74.1pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">b) Setelah penyampaian topik bahasan yang akan diinvestigasi: (a) guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih topik yang menarik untuk dipilih dan membentuk kelompok berdasarkan topik yang mereka pilih atau menarik untuk diselidiki, (b) Guru membatasi anggota kelompok 4 sampai 5 orang dengan cara mengarahkan siswa dan memberikan suatu motivasi kepada siswa supaya bersedia membentuk kelompok baru dan memilih topik.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 55.4pt; text-indent: -18pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2) Tahap Perencanaan (<i>Planning</i>)</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 55.4pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tahap <i>Planning</i> atau tahap perencanaan tugas-tugas pembelajaran. Pada tahap ini siswa bersama-sama merencanakan tentang: (1) Apa yang mereka pelajari? (2) Bagaimana mereka belajar? (3) Siapa dan melakukan apa? (4) Untuk tujuan apa mereka menyelidiki topik tersebut?<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 55.4pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Misalnya pada topik Bahasan, Bila y = c maka y’= 0 dimana c konstanta, pada tahap ini: 1) siswa belajar tentang turunan fungsi yang nilainya konstan, 2) siswa belajar dengan menggali informasi, bekerjasama dan berdiskusi, 3) siswa membagi tugas untuk memecahkan masalah topik tersebut, mengumpulkan informasi, menyimpulkan hasil investigasi dan mempresentasikan di kelas, dan (4) siswa belajar untuk mengetahui sifat turunan fungsi aljabar yang bernilai konstan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 55.4pt; text-indent: -18pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3) Tahap Penyelidikan (<i>Investigation</i>)</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 55.4pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tahap <i>Investigation</i>, yaitu tahap pelaksanaan proyek investigasi siswa. Pada tahap ini, siswa melakukan kegiatan sebagai berikut: 1) siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data dan membuat simpulkan terkait dengan permasalahan-permasalahan yang diselidiki, 2) masing-masing anggota kelompok memberikan masukan pada setiap kegiatan kelompok, 3) siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi dan mempersatukan ide dan pendapat. Misalnya: 1) siswa menemukan cara-cara pembuktian sifat turunan fungsi aljabar yang bernilai konstan, 2) siswa mecoba cara-cara yang ditemukan dari hasil pengumuplan informasi terkait dengan topik bahasan yang diselidiki, dan 3) siswa berdiskusi, mengklarifikasi tiap cara atau langkah dalam pemecahan masalah tentang topik bahasan yang diselidiki.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 55.4pt; text-indent: -18pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">4) Tahap Pengorganisasian (<i>Organizing</i>)</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 55.4pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Yaitu tahap persiapan laporan akhir. Pada tahap ini kegiatan siswa sebagai berikut: 1) anggota kelompok menentukan pesan-pesan penting dalam proteknya masing-masing, 2) anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan bagaimana mempresentasikannya, 3) wakil dari masing-masing kelompok membentuk panitia diskusi kelas dalam presentasi investigasi.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 55.4pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Misalnya: 1) siswa menemukan bahwa turunan fungsi aljabar yang bernilai konstan nilainya adalah 0 jadi rumus yang diberikan terbukti, 2) siswa menemukan bahwa turunan fungsi aljabar yang bernilai konstan nilainya adalah 0 yang dibuktikan dengan definisi turunan dan limit fungsi, 3) siswa membagi tugas sebagai pemimpin, moderator, notulis dalam presentasi investigasi.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 55.4pt; text-indent: -18pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">5) Tahap Presentasi (<i>Presenting</i>)</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 55.4pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tahap presenting yaitu tahap penyajian laporan akhir. Kegiatan pembelajaran di kelas pada tahap ini adalah sebagai berikut: (1) penyajian kelompok pada keseluruhan kelas dalam berbagai variasi bentuk penyajian, (2) kelompok yang tidak sebagai penyaji terlibat secara aktif sebagai pendengar, (3) pendengar mengevaluasi, mengklarifikasi dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan terhadap topik yang disajikan. Misalnya: 1) siswa yang bertugas untuk mewakili kelompok menyajikan hasil atau simpulan dari investigasi yang telah dilaksanakan, 2) siswa yang tidak sebagai penyaji, mengajukan pertanyaan, saran tentang topik yang disajikan, 3) siswa mencatat topik yang disajikan oleh penyaji.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 55.4pt; text-indent: -18pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">6) Tahap evaluasi (<i>evaluating</i>)</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pada tahap <i>evaluating</i> atau penilaian proses kerja dan hasil proyek siswa. Pada tahap ini, kegiatan guru atau siswa dalam pembelajaran sebagai berikut: 1) siswa menggabungkan masukan-masukan tentang topiknya, pekerjaan yang telah mereka lakukan, dan tentang pengalaman-pengalaman efektifnya, 2) guru dan siswa mengkolaborasi, mengevaluasi tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan, 3) penilaian hasil belajar haruslah mengevaluasi tingkat pemahaman siswa. Misalnya: 1) siswa merangkum dan mencatat setiap topik yang disajikan, 2) siswa menggabungkan tiap topik yang diinvestigasi dalam kelompoknya dan kelompok yang lain, 3) guru mengevaluasi dengan memberikan tes uraian pada akhir siklus.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 36.7pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">d. Metode Struktural</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Metode ini dikembangkan oleh Spencer Kagan dan kawan-kawan.Metode structural menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi siswa.Struktur-struktur Kagan menghendaki agar para siswa bekerja sama saling bergantung dalam kelompok kecil secara kooperatif. Ada struktur yang memiliki tujuan umum untuk meningkatkan penguasaan isi akademik dan ada pula struktur tujuannya untuk mengajarkan ketrampilan social. Beberapa teknik dari metode structural antara lain:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 55.4pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1) Mencari Pasangan</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Teknik belajar ini dikembangkan oleh Larana Curran (1994).Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep dalam suasana yang menyenangkan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Langkah teknik pembelajaran mencari pasangan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">a) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep yang mungkin cocok untuk sesi review.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">b) Setiap siswa mendapat satu buah kartu<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">c) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">d) Siswa bisa juga bergabung dengan dua / tiga siswa lain yang memegang kartu yang cocok.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">e) Dalam setiap siswa mendiskusikan menyelesaikan tugas secara bersama-sama.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">f) Presentasi hasil kelompok atau kuis.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 55.4pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2) Bertukar Pasangan</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 54pt; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Teknik belajar ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja sama dengan orang lain.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 18pt; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Langkah-langkahnya:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 74.1pt; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">a) Setiap siswa mendapatkan satu pasangan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 74.1pt; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">b) Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakannya<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 74.1pt; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">c) Setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan lain<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 74.1pt; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">d) Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 74.1pt; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">e) Temuan baru yang didapatkan dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan pada pasangan semula.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 55.4pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3) Berkirim soal dan salam</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Teknik belajar ini mengajar berkirim soal dan salam memberi siswa kesempatan untuk melatih pengetahuan dan ketrampilan mereka. Kegiatan berkirim soal dan salam cocok untuk persiapan menjelang tes dan ujian.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Langkah teknisnya:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 74.1pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">a) Guru membagi siswa dalam kelompok dan setiap kelompok ditugaskan untuk menuliskan beberapa pertanyaan yang akan dikirim ke kelompok lain.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 74.1pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">b) Kemudian salah satu anggota mengirimkan salam dan soal dari kelompoknya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 74.1pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">c) Setiap kelompok mengerjakan soal kiriman dari kelompok lain.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 74.1pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">d) Setelah selesai, jawaban masing-masing kelompok dicocokan dengan jawaban yang membuat soal.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 55.4pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">4) Bercerita Berpasangan</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Teknik ini bisa digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara . Bahan mata pelajaran yang paling cocok digunakan dengan teknik ini adalah bahan yang bersifat naratif dan deskriptif. Pada teknik ini , guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Dalam kegiatan ini siswa dirangsang untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan berimajinatif. Buah pemikiran mereka akan dihargai sehingga siswa merasa makin terdorong untuk belajar.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 55.4pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">5) Dua Tinggal Dua Tamu</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Teknik belajar dua tinggal dua tamu dan bisa digunakan bersama dengan teknik kepala nomor. Struktur dua tinggal dua tamu memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 54pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Langkah-langkahnya :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 74.1pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">a) Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok berempat<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 74.1pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">b) Siswa bekerja sama dalam kelompok tersebut<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 74.1pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">c) Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok bertamu ke dua kelompok lain<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 74.1pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">d) Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 74.1pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">e) Tamu kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 74.1pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">f) Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 55.4pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">6) Keliling Kelompok</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam kegiatan keliling kelompok , masing-masing anggota kelompok mendapatkan kesempatan untuk memberikan kontribusi pada mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota lain.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Langkah-langkahnya:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 74.1pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">a) Salah satu siswa dalam masing-masing kelompok memulai dengan memberikan kontribusi mengenai tugas yang sedang mereka kerjakan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 74.1pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">b) Siswa berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 74.1pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">c) Demikian seterusnya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 55.4pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">7) Kancing Gemerincing</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam kegiatan kancing gemerincing , masing-masing anggota kelompok mendapatkan kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota lain. Keunggulan lain dari teknik ini adalah untuk mengatasi hambatan pemerataan kesempatan yang sering mewarnai kerja kelompok.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 54pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Langkah-langkahnya:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 74.1pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">a) Guru menyiapkan satu kotak kecil yang berisi kancing-kancing<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 74.1pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">b) Sebelum kelompok memulai tugasnya , setiap siswa dalam masing-masing kelompok mendapakatkan dua/ tiga buah kancing<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 74.1pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">c) Setiap kali seorang siswa berbicara, dia harus menyerahkan salah satu kancingnya dan meletakkan di tengah-tengah<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 3.75pt 0cm 6pt 74.1pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">d) Jika kancing yang dimiliki seseorang habis, dia tidak boleh berbicara lagi sampai semua rekannya juga menghabiskan <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">e. model TGT ( Teams Games Tournaments )<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Banyak ahli berpendapat bahwa <a href="http://fromlearningtoteaching.blogspot.com/">model pembelajaran kooperatif </a>unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Pembelajaran kooperatif juga menurut mereka memberikan efek terhadap sikap penerimaan perbedaan antar-individu, baik ras, keragaman budaya, gender, sosial-ekonomi, dll.Selain itu yang terpenting, pembelajaran kooperatif mengajarkan keterampilan bekerja sama dalam kelompok atau teamwork. Keterampilan ini sangat dibutuhkan anak saat nanti lepas ke tengah masyarakat.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US">Ada 6 langkah utama di dalam melaksanakan pembelajaran kooperatif, demikian diungkapkan oleh Streeter, 1999. Keenam langkah itu adalah: pembelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar. Langkah ini kemudian diikuti oleh penyajian informasi baik berupa bahan bacaan maupun informasi verbal lainnya. Selanjutnya siswa dikelompokkan ke dalam kelompok-kelompok belajar. Tahap ini selanjutnya diikuti dengan bimbingan oleh guru pada saat siswa belajar dalam kelompok. Lalu, guru memberikan evaluasi tentang hal-hal yang telah mereka pelajari dan kemudian memberikan penghargaan terhadap usaha-usaha yang telah dilakukan oleh individu maupun oleh kelompok</span></b><span lang="EN-US">.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Model pembelajaran kooperatif mempunyai banyak sekali variasi. Salah satu di antaranya adalah model pembelajaran kooperatif tipe <a href="http://fromlearningtoteaching.blogspot.com/">TGT (Teams Games Tournaments). </a>Menurut Saco (2006), dalam TGT siswa memainkan permainan-permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran. Kadang-kadang dapat juga diselingi dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kelompok (identitas kelompok mereka).</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Permainan dalam TGT dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka. Tiap siswa, misalnya, akan mengambil sebuah kartu yang diberi angka tadi dan berusaha untuk menjawab pertanyaan yang sesuai dengan angka tersebut. Turnamen harus memungkinkan semua siswa dari semua tingkat kemampuan (kepandaian) untuk menyumbangkan poin bagi kelompoknya. Prinsipnya, soal sulit untuk anak pintar, dan soal yang lebih mudah untuk anak yang kurang pintar. Hal ini dimaksudkan agar semua anak mempunyai kemungkinan memberi skor bagi kelompoknya. Permainan yang dikemas dalam bentuk turnamen ini dapat berperan sebagai penilaian alternatif atau dapat pula sebagai reviu materi pembelajaran.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div>Materi-Materi Sosiologihttp://www.blogger.com/profile/04800054178002388005noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7708586179268775527.post-11152692369544816022011-03-03T06:16:00.000-08:002011-03-03T06:16:21.673-08:00Proposal Skripsi oleh Ecko<link href="file:///C:%5CUsers%5Cacer%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><link href="file:///C:%5CUsers%5Cacer%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_editdata.mso" rel="Edit-Time-Data"></link><link href="file:///C:%5CUsers%5Cacer%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx" rel="themeData"></link><link href="file:///C:%5CUsers%5Cacer%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml" rel="colorSchemeMapping"></link> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:Wingdings;
panose-1:5 0 0 0 0 0 0 0 0 0;
mso-font-charset:2;
mso-generic-font-family:auto;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:0 268435456 0 0 -2147483648 0;}
@font-face
{font-family:"Cambria Math";
panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 415 0;}
@font-face
{font-family:Calibri;
panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:swiss;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-520092929 1073786111 9 0 415 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:10.0pt;
margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:EN-US;
mso-fareast-language:EN-US;}
a:link, span.MsoHyperlink
{mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
color:blue;
text-decoration:underline;
text-underline:single;}
a:visited, span.MsoHyperlinkFollowed
{mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
color:purple;
mso-themecolor:followedhyperlink;
text-decoration:underline;
text-underline:single;}
p.MsoListParagraph, li.MsoListParagraph, div.MsoListParagraph
{mso-style-priority:34;
mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:10.0pt;
margin-left:36.0pt;
mso-add-space:auto;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:EN-US;
mso-fareast-language:EN-US;}
p.MsoListParagraphCxSpFirst, li.MsoListParagraphCxSpFirst, div.MsoListParagraphCxSpFirst
{mso-style-priority:34;
mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-type:export-only;
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:0cm;
margin-left:36.0pt;
margin-bottom:.0001pt;
mso-add-space:auto;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:EN-US;
mso-fareast-language:EN-US;}
p.MsoListParagraphCxSpMiddle, li.MsoListParagraphCxSpMiddle, div.MsoListParagraphCxSpMiddle
{mso-style-priority:34;
mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-type:export-only;
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:0cm;
margin-left:36.0pt;
margin-bottom:.0001pt;
mso-add-space:auto;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:EN-US;
mso-fareast-language:EN-US;}
p.MsoListParagraphCxSpLast, li.MsoListParagraphCxSpLast, div.MsoListParagraphCxSpLast
{mso-style-priority:34;
mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-type:export-only;
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:10.0pt;
margin-left:36.0pt;
mso-add-space:auto;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:EN-US;
mso-fareast-language:EN-US;}
.MsoChpDefault
{mso-style-type:export-only;
mso-default-props:yes;
font-size:10.0pt;
mso-ansi-font-size:10.0pt;
mso-bidi-font-size:10.0pt;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-hansi-font-family:Calibri;}
@page Section1
{size:612.0pt 792.0pt;
margin:72.0pt 72.0pt 72.0pt 72.0pt;
mso-header-margin:36.0pt;
mso-footer-margin:36.0pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
/* List Definitions */
@list l0
{mso-list-id:550118141;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:316694192 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l0:level1
{mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l1
{mso-list-id:588999268;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-1782021698 289184404 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l1:level1
{mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
margin-left:72.0pt;
text-indent:-18.0pt;}
@list l2
{mso-list-id:650673820;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-342851534 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693;}
@list l2:level1
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
margin-left:93.75pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;}
@list l3
{mso-list-id:1091580372;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:1536481356 1847750430 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l3:level1
{mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
margin-left:72.0pt;
text-indent:-18.0pt;}
@list l4
{mso-list-id:1497958148;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-1004253036 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693;}
@list l4:level1
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
margin-left:72.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;}
@list l5
{mso-list-id:1638798487;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-339066872 2117344078 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l5:level1
{mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
margin-left:108.0pt;
text-indent:-18.0pt;}
@list l6
{mso-list-id:1689720757;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-605019016 772449646 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l6:level1
{mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
margin-left:72.0pt;
text-indent:-18.0pt;}
@list l7
{mso-list-id:1712993483;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:2106385152 -1591452774 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l7:level1
{mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
margin-left:72.0pt;
text-indent:-18.0pt;}
@list l8
{mso-list-id:1738085599;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:1481134394 -1552746582 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l8:level1
{mso-level-number-format:roman-upper;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
margin-left:54.0pt;
text-indent:-36.0pt;}
@list l9
{mso-list-id:1856842527;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:1209700594 -609177462 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l9:level1
{mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
margin-left:72.0pt;
text-indent:-18.0pt;}
@list l10
{mso-list-id:1857309140;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-1575035386 -1897877896 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l10:level1
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
margin-left:72.0pt;
text-indent:-18.0pt;}
@list l11
{mso-list-id:1962609248;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-2097372552 -1188894062 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l11:level1
{mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
margin-left:72.0pt;
text-indent:-18.0pt;}
ol
{margin-bottom:0cm;}
ul
{margin-bottom:0cm;}
-->
</style> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; line-height: 150%;">DEPARTEMAN PENDIDIKAN NASIONAL<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; line-height: 150%;">UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; line-height: 150%;">FAKULTAS ILMU SOSIAL<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; line-height: 150%;"> <hr align="center" noshade="noshade" size="4" style="color: black;" width="97%" /> </span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; line-height: 150%;">PROPOSAL SKRIPSI<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 103.5pt; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; line-height: 150%;">NAMA : EKO ARIYANTO<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 103.5pt; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; line-height: 150%;">NIM : 3501408025<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 103.5pt; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; line-height: 150%;">PRODI : PEND. SOSIOLOGI<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 103.5pt; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; line-height: 150%;">JURUSAN : SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; line-height: 150%;">I.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; line-height: 150%;">JUDUL<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; line-height: 150%;">PERANAN OBYEK WISATA BAHARI (Pantai Kartini) DALAM KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA BULU, KECAMATAN JEPARA, KABUPATEN JEPARA<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; line-height: 150%;">II.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; line-height: 150%;">LATAR BELAKANG<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pariwisata merupakan aktivitas manusia yang esensial dalam kehidupan bangsa-bangsa karena dampak langsungnya terhadap kehidupan sosial dan ekonomi dengan tujuan akhir untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan tingkat hidup bangsa supaya menjadi lebih baik. Namun masyarakat menyadari bahwa fungsi pariwisata lebih dari sekedar peranan ekonomi, tetapi juga pemenuhan hak warga negara untuk berpariwisata dalam rangka pemulihan daya cipta dan pengembangan diri serta dalam mengupayakan pelestarian alam sekitar, demi kelangsungan hidup manusia.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Potensi sumber daerah pariwisata Indonesia begitu melimpah, namun potensi tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal. Hal ini dapat dilihat dari kemampuannya dalam menghasilkan devisa. Disbanding negara-negara lain, hasil devisa Indonesia masih kalah jauh dengan negara tetangga (Thailand), Indonesia menghasilkan devisa hanya setengah dari yang dihasilkan negara tetangga tersebut, padahal Indonesia memiliki obyek dan potensiwisata yang lebih kaya, lebih menarik, dan lebih unik disbanding dengan negara bagian tersebut.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Semua daerah di Indonesia memiliki berbagai potensi pariwisata yang dapat dikembangkan menjadi sebuah obyek pariwisata yang mengagumkan, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup manusia baik dibidan sosial maupun ekonomi. Salah satu daerah yang mempunyai potensi untuk mengembangkan bidang kepariwisataan adalah daerah kabupaten Jepara. Kabupaten Jepara adalah salah satu wilayah provinsi di Jawa Tengah yang memiliki kekayaan alam yang cukup melimpah dan dahulu Jepara merupakan daerah yang kaya raya. Karena pada masa pemerintahan Ratu Kalinyamat (1549-1579),Jepara berkembang pesat menjadi Bandar Niaga utama di Pulau Jawa, yang melayani eksport import. Sebagai seorang penguasa Jepara, yang gemah ripah loh jinawi karena keberadaan Jepara kala itu sebagai Bandar Niaga yang ramai. Dalam bidang pariwisata, Jepara memiliki berbagai macam obyek pariwisata antara lain Pantai Kartini, Pantai Bandengan/Tirta Samudra, Taman Nasional Laut Kepulauan Karimunjawa, Sreni Indah, Benteng Portugis, Museum Kartini, Masjid Mantingan, Air Terjun Songgolangit, Monumen Ari-Ari R.A Kartini dan sebagainya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pantai Kartini Jepara adalah Obyek Wisata Pantai yang terletak 2,5 km ke arah barat dari Pendopo Kabupaten Jepara. Obyek wisata ini berada di desa Bulu kecamatan Jepara dan merupakan obyek wisata alam yang menjadi dambaan wisatawan. Berbagai sarana pendukung seperti dermaga, sebagian aquarium Kura-kura, motel, permainan anak-anak (komedi putar, mandi bola, perahu arus), dan lain-lain telah tersedia untuk para pengunjung. Suasana di sekitar pantai yang cukup sejuk memang memberikan kesan tersendiri buat pengunjung, sehingga tempat ini sangat cocok untuk rekreasi keluarga atau acara santai lainnya.Ditempat ini pula para pengunjung dapat melepaskan lelah dengan duduk-duduk di bawah gazebo sambil menghirup udara segar bersama terpaan angin laut.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kawasan dengan luas lahan 3,5 ha ini merupakan kawasan yang strategis, karena sebagai jalur transportasi laut menuju obyek wisata Taman laut Nasional Karimunjawa dan Pulau Panjang. Sekarang juga sudah tersedia sarana transportasi ke Karimunjawa dari dermaga Pantai Kartini yaitu KMP. MURIA (waktu tempuh 5 jam) dan Kapal Cepat KARTINI I (waktu tempuh 2,5 jam). Di kawasan ini juga dilakukan penataan yang dilakukan dengan pembuatan gardu-gardu pandang dan tempat-tempat parker yang luas. Di samping itu telah dilengkapi pula dengan kios-kios souvenir dan perahu-perahu pesiar. Para pengunjung juga dapat mengunjungi pulau Panjang dan bercengkerama di pantai yang berpasir putih tersebut.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Selain itu Pantai Kartini tidak bisa lepas dari suatu event tradisional yang disebut “LOMBAN”. Event ini merupakan event budaya milik masyarakat Kabupaten Jepara yang berlangsung selama 1 hari tepatnya pada tanggal 8 Syawal atau seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dengan adanya daerah-daerah pariwisata bahari ini masyarakat dapat memanfaatkannya sebagai kegiatan rekreasi dan hiburan bersama teman-teman maupun dengan keluarga. Minat masyarakat Jepara yang sangat tinggi terhadap pariwisata bahari di Jepara ini yang terbukti dengan semakin banyaknya pengunjung yang datang ke daerah wisata bahari tersebut baik wisatawan asing maupun wisatawan domestik.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dengan semakin banyaknya pengunjung yang datang, hal ini akan menambah pendapatan daerah Kabupaten Jepara naupun warga masyarakat sekitar yang mendirikan usaha di sekitar daerah pariwisata bahari tersebut. Dengan adanya fenomena tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan kepariwisataan adalah kegiatan yang dapat mendorong kegiatan ekonomi warga sekitar daerah wisata bahari (Pantai Kartini) tersebut.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Seperti yang dikatakan salah satu ahli, bahwa pembangunan masyarakat sering disebut sebagai usaha untuk menciptakan suatu hubungan yang serasi antara sumber daya alam yang tersedia dengan kebutuhan masyarakat. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, maka dibutuhkan kemampuan untuk mengidentifikasi sumber daya alam dan kemudian mengelolanya dengan baik agar bisa dimanfaatkan pada waktu yang akan dating oleh anak cucu kita.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Begitu pula obyek wisata Bahari (Pantai Kartini) yang ada di Jepara beserta sumber daya alam yang terkandung didalamnya yaitu berupa air laut yang bersih dan tempat yang luas, di Pantai Kartini di bangun sebuah bangunan Kura-kura raksasa yang digadang-gadang akan menjadi akuarium atau setidaknya sea world-nya Jawa Tengah dan di dalamnya juga terdapat wahana bermain anak yang cukup lengkap, sehingga cocok untuk rekreasi keluarga. Selain memiliki sumber daya alam yang melimpah, Pantai Kartini juga memiliki peranan penting dalam menunjang kehidupan sosial ekonomi masyarakat desa Bulu, kecamatan Jepara, kabupaten Jepara baik yang dirasakan secara langsung maupun yang tidak langsung. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penelitian ini berjudul “</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; line-height: 150%;">PERANAN OBYEK WISATA BAHARI (Pantai Kartini) DALAM KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA BULU, KECAMATAN JEPARA, KABUPATEN JEPARA.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; line-height: 150%;">III.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; line-height: 150%;"> RUMUSAN MASALAH<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas maka rumusan masalah adalah :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Bagaimana peranan obyek wisata bahari (Pantai Kartini) terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat desa Bulu ?<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Bagaimana proyeksi pembangunan Kura-kura raksasa yang ada di Pantai Kartini ke depan ?<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 40.5pt; text-align: justify; text-indent: -22.5pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; line-height: 150%;">IV.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; line-height: 150%;">TUJUAN PENELITIAN<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Untuk mengetahui bagaimana peranan obyek wisata bahari (Pantai Kartini) terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat desa Bulu.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Untuk mengetahui bagaimana proyeksi pembangunan Kura-kura raksasa yang ada di Pantai Kartini ke depan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 72pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 72pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 72pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; line-height: 150%;">V.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; line-height: 150%;">MANFAAT PENELITIAN<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan acuan apabila akan dilakukan penelitian kembali.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dapat menambah pengetahuan tentang kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat di daerah sekitar tempat wisata.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dapat dijadikan acuan untuk memanfaatkan sumber daya alam dan potensi yang ada di Pantai Kartini.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">VI.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; line-height: 150%;">TINJAUAN PUSTAKA</span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">POTENSI KEBAHARIAN JEPARA SEBAGAI SATU LANDASAN MEWUJUDKAN MODEL REVITALISASI KOTA PELABUHAN.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Potensi sosial budaya masyarakat Jepara yang mempunyai orientasi pengembangan pada wilayah pantai cukup banyak. Potensi budaya tearsebut meliputi kebijakan pemerintah, lokasi peninggalan sejarah yang sekaligus difungsikan sebagai cagar budaya, upacara tradisional dengan nilai-nilai kebaharian yang dijasikan sebagai daya tarik wisatawan, kerajinan yang berakar pada budaya laut serta tempat-tempat wisata yang dimungkinkan sebagai arena dunia fantasi yang mempunyai lokasi di laut.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Potensi kebaharian tersebut dapat dimanfaatkan untuk model revitalisasi kota pelabuhan karena telah ditunjang oleh kebijakan pemerintah berdasarkan pada Renstrada Jepara tahun 2002-2007, salah satunya mengenai perencanaan penggunaan ruang.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Berdasarkan Rencana Strategis Daerah (Renstrada) Kabupaten Jepara tahun 2002-2007, Pemkab Jepara menerapkan kebijakan Perencanaan Kota dan Wilayah, Perumahan dan Pemukiman, Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup dan Perencanaan Alokasi Penggunaan Ruang. (Pemkab Jepara, Dinas Lingkungan Hidup Pertambangan dan Energi, Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah kab Jepara tahun 2006, hal. 22-29).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Menurut perencanaan alokasi penggunaan ruang, kawasan yang dikategorikan sebagai kawasan suaka cagar alam dan budaya meliputi kawasan suaka alam laut yang meliputi persisir, muara sungai, gugusan karang dengan ciri khas berupa keragaman dan keunikan ekosisitem, dengan lokasi di kecamatan Karumunjawa. Sementara itu kawasan cagar budaya merupakan kawasan yang mempunyai nilai penting bagi sejarah dan budaya, berupa peninggalan sejarah yang berguna bagi pengembangan budaya dan ilmu pengetahuan. Beberapa lokasi cagar budaya yang berada di kecamatan Jepara yaitu makam Ratu Kalinyamat, masjid mantingan dan benteng VOC, sedangkan yang berada di kecamatan Keling yaitu benteng Portugis.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Perencanaan alokasi penggunaan ruang lainnya meliputi kawasan perlindungan terhadap kawasan di sekitarnya atau bawahnya, kawasan perlindungan setempat yang meliputi kawasan pantai yaitu sepanjang tepian yang bertujuan melindungi pantai dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu ekosistem yang ada (sepanjang pantai di Kecamatan Kedung, Jepara, Mlonggo, Bangsri). Melihat kebijakan tersebut dapat dikatakan bahwa Pemkab Jepara memberikan perhatian utama pada pelestarian alam yang ada di pantai, termasuk kemungkinan pengembangan fungsi pelabuhannya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dari kebijakan pemkab Jepara yang berkaitan dengan suaka budaya, terlihat bahwa pemerintah daerah memberikan perhatian yang baik terhadap peninggalan budaya yang mempunyai keterkaitan dengan peran Jepara sebagai pelabuhan. Mengingat pembangunan benteng VOC maupun benteng protugis tidak dapat dilepaskan dari upaya pertahanan daerah serta hubungannya dengan peran Jepara sebagai kota pelabuhan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">.Dari program tersebut, tampak adanya upaya pemahaman pengelolaan sumber daya alam dengan tetap memperhatikan kepentingan aspek sosial dan budaya. Dengan demikian masih ada komitmen dari pemerintah daerah untuk tetap melestarikan nilai-nilai budaya yang berkaitan dengan peran Jepara yang cukup strategis pada masa lalu.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Kebijakan yang berkaitan dengan pemberdayaan kawasan pariwisata, terdapat di kecamatan Jepara meliputi museum RA.Kartini, pendopo kabupaten, pantai Kartini, pantai Tirta Samudra, benteng VOC, makam dan masjid Mantingan dan pulau Panjang, taman Setri ( kecamatan Batealit), air terjun Songgolangit (kecamatn Kembang); benteng Portugis, goa Tritip dan pemandian Sonder di kecamatan Keling. Sementara itu monumen ari-ari RA. Kartini di kecamatan Mayong, wana wisata Sreni (Nalumsari) dan Taman Nasional Laut di Karimunjawa.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa lokasi situs yang berkaitan dengan peran Jepara sebagai kota pelabuhan terdapat pada kawasan prioritas resapan air pembangunan PLTN dan daerah perbatasan (Benteng Portugis), di samping itu juga masuk kategori kawasan penunjang sektor strategis ekonomi (Benteng VOC, pelabuhan, pantai Kartini dan Pantai Samudra).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Dalam rencara pengembangan wilayah kota, peran kota Jepara sebagai pusat administrasi daerah kabupaten Jepara, tampak pada fungsinya antara lain sebagai kota pusat kerajinan ukiran dan industri mebel kayu untuk skala regional Propinsi Jawa Tengah dan nasional serta sebagai kota pengembangan kegiatan pariwisata, khususnya untuk mendukung pengembangan kepulauan Karimunjawa.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Berkaitan dengan hal tersebut, strategi kebijakan yang diterapkan oleh Pemkab Jepara menyangkut masalah sosial budaya terutama karena kemajuan teknologi informasi, antara lain; menciptakan suasna yang harmonis dan bersahabat yang berlandaskan nilai keagamaan untuk kerukunan hidup bermasyarakat, meningkatkan upaya rehabilitasi dan pemulihan fungsi sumber daya alam dan lingkungan hidup yang telah rusak, serta mempertahankan kondisi sumber daya alam dan lingkungan yang masih utuh.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Melihat kondisi ini sudah seharusnya pemkab memberikan perhatian untuk menertibakannya, agar lokasi situs sejarah tetap terpelihara. Di samping itu Pemkab juga perlu menyempurnakan pembangunan sarana rekreasi yang berbasis pantai, misalnya yang ada di pantai Kartini berupa aquarium kura-kura.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; line-height: 150%;">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">PERANAN WISATA BAHARI (PANTAI KARTINI) DALAM KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA BULU, KEC. JEPARA, KAB. JEPARA.</span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Bulu adalah sebuah desa yang ada di Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Di sana terdapat pantai yang indah, berhawa sejuk, dan bepasir putih. Keberadaannya didukung pula oleh obyek wisata Pulau Panjang dan Pulau Karimunjawa yang terletak tidak jauh dari lokasi pantai. Menurut cerita, sebetulnya nama obyek wisata Pantai Kartini lebih dikenal dengan sebutan “PEMANDIAN” pikiran mereka langsung tertuju pada satu maksud yaitu Pantai Kartini, bukan obyek wisata yang lain.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pantai Kartini Jepara Istilah “PEMANDIAN” berasal dari kata “MANDI” yang mengandung pengertian “tempat untuk mandi”.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pemakaian kata tersebut kiranya pantas, karena di kawasan obyek wisata Pantai Kartini terdapat sebuah tempat khusus untuk mandi bagi pengunjung pada saat sedang berkunjung. Tempat tersebut memang cocok untuk mandi karena airnya sangat jernih dan lokasi pantainya bersih juga letaknya agak jauh dari keramaian pengunjung.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Letak tempat tersebut tepatnya berada di bagian pantai yang paling barat dan oleh masyarakat dikenal dengan sebutan “PONCOL”. Biasanya para pengunjung melakukan mandi di tempat ini pada waktu fajar dan sore menjelang senja sekaligus menyaksikan keindahan sunset. Sampai sekarang lokasi ini masih tetap digunakan untuk mandi para penderita sakit kulit gatal-gatal, & rematik dengan harapan sakitnya segera sembuh.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sementara itu diriwayatkan bahwa komplek Pantai Kartini dulu merupakan sebuah pulau yang banyak ditumbuhi rerimbunan tanaman kelor, sehingga pulau tersebut terkenal dengan sebutan Pulau KELOR. Saat itu pulau Kelor masih terpisah dengan daratan di Jepara.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Oleh karena proses sedimentas, maka lama kelamaan antara pulau-pulau tersebut bersatu. Pulau Kelor dulu didiami oleh seorang Melayu bernama Encik Lanang atas jasanya dalam membantu Belanda dalam perang Bali<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Di komplek Pantai Kartini pula sekaligus tempat pemakaman Encik Lanang dan sampai sekarang makam tersebut selalu diziarahi oleh para nelayan sebelum pesta lomban berlangsung.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Selain itu Pantai Kartini juga merupakan bukti sejarah yang tidak akan lepas/sirna dari kehidupan pribadi tokoh emansipasi wanits RA Kartini. Pantai yang jaraknya tidak begitu jauh dari rumah kediaman (Pendopo Kabupaten) dimana beliau dibesarkan ini memang dulu menjadi daerah tujuan wisata bagi keluarga/kerabat Kabupaten untuk beristirahat dan melepas lelah.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Di pantai ini pula RA Kartini pada masa kecilnya sering bermain-main dan bercanda ria bersama-sama saudaranya. Ahirnya sebagai ungkapan penghargaan dan untuk mengingat kebesaran perjuangan RA Kartini maka pantai tersebut dinamakan “PANTAI KARTINI”.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pantai Kartini adalah obyek wisata alam yang cukup terkenal di Kabupaten Jepara, Propinsi Jawa Tengah. Pantai seluas kurang lebih 3,5 hektar ini memiliki pemandangan alam yang indah. Pantainya yang bersih, kualitas airnya yang jernih, ombaknya yang relatif kecil, udaranya yang segar, hamparan pasir putihnya yang luas, dan terumbu karangnya yang cantik, merupakan daya tarik tersendiri bagi obyek wisata Pantai Kartini. Dengan kondisi pantai yang seperti ini, pengunjung dapat melakukan berbagai aktivitas seperti berenang, sepak bola, dan jalan-jalan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Area wisata pantai ini dilengkapi dengan bangunan dunia hayati (sea world) yang memiliki arsitektur unik dan menarik. Keunikan itu terlihat pada bentuk bangunannya yang menyerupai kura-kura raksasa. Di dalam bangunan ini pengunjung dapat melihat aneka jenis ikan laut (cumi-cumi, cakalang, layur, dan lain-lain), kerang laut, dan berbagai macam jenis terumbu karang.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Wisata Pantai Kartini telah banyak mengalami perubahan, barangkali kalau kita pergi kesana lima tahun lalu suasana semrawut dan pantai yang kotor adalah pemandangan yang biasa. Namun rupanya Pemda Jepara menyadari bahwa aset wisata tersebut bisa dikembangkan dan bisa memberikan sumbangan pendapatan daerah. Berkat kerjasama pihak Investor dan Pemda, Pantai Kartini telah mengalami perubahan yang signifikan. Fasilitas yang ada mulai diperbaiki, dari mulai pintu masuk, MCK, tempat bermain anak-anak sampai dengan dermaga untuk perahu dan kapal. Sebuah dermaga untuk bersandar kapal ukuran menengah walaupun belum seluruhnya selesai, sudah nampak rapi dan disandari beberapa kapal. Gundukan semen yang biasa disebut pemecah ombak, nampak kokoh dengan ketinggian satu meter diatas permukaan air laut, dengan tujuan untuk menghalangi ombak yang datang menghantam secara langsung terhadap dermaga yang ada.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Beberapa alternative wisata yang ada di Pantai Kartini adalah :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pulau Panjang<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pulau Panjang sendiri hanyalah Pulau kecil dengan luas 7 hektare, dan didalamnya hanya dipenuhi oleh pohon-pohon liar. Rencana kedepan, ada niatan Pemda Jepara untuk menjadikan pulau ini sebagai tempat konservasi alam terutama untuk tumbuh-tumbuhan. Disaat lebaran Kupatan tiba, di Pulau Panjang banyak sekali orang berjualan, ada yang menjual ikan segar, nasi, gorengan dan berbagai makanan lain. Sambil makan kita bisa bersantai bersama keluarga ditepi pantai yang cukup bersih bahkan sambil mandi ditepi pantai Pulau Panjang. Sebetulnya tak hanya dihari lebaran pulau ini dikunjungi oleh para wisatawan, namun hari-hari biasa terutama Sabtu dan Minggu juga ramai oleh pengunjung. Ternyata disaat lebaran pengunjung yang datang tidak hanya dari daerah Jepara, tetapi masyarakat dari kabupaten sekitar juga banyak berdatangan untuk melakukan tradisi kupatan, seperti masyarakat dari kabuapaten Pati, Kudus, Demak bahkan Purwodadi. Tampak terlihat juga beberapa orang wisatawan manca negara, untuk menyaksikan upacara kupatan ini. Kedepan, tentunya Pemda Jepara beserta jajarannya akan terus mengembangkan wisata pantai ini, sehingga hasilnya selain bisa dijadikan alternative tempat wisata yang menarik sekaligus juga memberikan pendapatan bagi Pemda.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pulau Karimun Jawa<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pulau Karimun Jawa adalah sebuah pulau yang terletak disebelah utara Jepara, dimana untuk mencapai pulau tersebut diperlukan waktu kurang lebih 4 jam dengan menggunakan kapal kecil. Pulau Karimun Jawa terkenal juga sebagai salah satu tempat yang memiliki terumbu karang yang sangat indah di Indonesia. Sehingga tak salah jika pulau ini menjadi tempat yang menarik bagi para pencinta taman laut selain itu, pulau ini juga mempunyai hamparan pasir putih yang landai. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Di perairan pulau ini pengunjung dapat melakukan bermacam aktivitas, seperti snorkeling, diving, fishing, dan lain-lain. Berbagai macam jenis ikan yang hidup di perairan tersebut antara lain ikan hias, ikan hiu, kerapu, lemuna, tripang, dan lumba-lumba. Keistimewaan lainnya, di pulau ini terdapat berbagai macam jenis binatang seperti menjangan, landak, trenggiling, ular, dan burung.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Dengan adanya daerah wisata bahari ( Pantai Kartini) ini memiliki berbagai peranan dalam kehidupan sosial ekonomi bagi masyarakat yang ada di sekitarnya. Hal ini dapat dilihat dari masyarakat sekitar yang berjualan makanan dan minuman dan souvenir khas Jepara dan Pantai Kartini. Selain itu masyarakat sekitar juga menyediakan jasa peminjaman alat-alat perlengkapan berenang dan juga perlengkapan menyelam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">MASYARAKAT DESA<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Di dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) telah ditegaskan bahwa hakikat Pembangunan Nasional adalah membangun manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat Indonesia. Selanjutnya di dalam GBHN juga disebutkan bahwa tujuan Pembangunan Nasional adalah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata material spiritual. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka Pemerintah Indonesia telah menyusun perencanaan pembangunan nasional yang dituangkkan dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun (REPELITA).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Oleh karena itu, Pembangunan Desa terlebih dahulu ditujukan pada perubahan kehidupan masyarakat pedesaan yang umumnya masih terbelakang dan bersifat tradisional ke arah kehidupan yang lebih maju dan modern.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Di dalam Undang-undang Nomor 5 tahun 1979 tentang pemerintahan Desa disebutkan bahwa Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai satuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum dan mempunyai organisasi pemerintahan pemerintahan terendah langsung di bawah Camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sedangkan menurut Sutardjo Kartohadikusumo (dalam Hartomo, 2004:240) menyatakan bahwa desa adalah suatu kesatuan hukum di mana bertempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dari batasan di atas, maka dapat dikatakan bahwa yang disebut masyarakat desa adalah sejumlah penduduk yang merupakan kesatuan masyarakat dan bertempat tinggal dalam suatu wilayah yang merupakan organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah Camat, yang berhak menyelenggarakan urusan rumah tangganya sendiri. Dengan perkataan lain, masyarakat desa adalah sejumlah penduduk yang tinggal di desa.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kurang lebih 81,2% dari wilayah Indonesia bertempat tinggal di desa. Partisipasi masyarakat pedesaan amat diperlukan bagi hasilnya pembangunan dan sekaligus akan dapat meningkatkan penghidupan masyarakat di pedesaan. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Setiap program pembangunan desa di maksudkan untuk membantu dan memacu masyarakat desa membangun berbagai sarana dan prasarana desa yang diperlukan. Lankah atau kebijaksanaan yang diambil oleh pemerintah dalam melaksanakan pembangunan perlu di letakkan dalam satu kesatuan dengan daerah kota dalam rangka pengembangan wilayah yang terpadu.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kebijaksanaan tersebut akan didukung pula dengan adanya lembaga-lembaga sosial maupun ekonomi yang sudah ada di pedesaan seperti Lembaga Sosial Desa (LSD) yang sekarang sudah menjadi Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD), Koperasi Unit Desa (KUD), Badan Unit Unit Desa (BUUD), dan Unit Daerah Kerja Pembangunan (UDKP), dan sebagainya. Oleh karena itu, fungsi dan peranan desa sangat berarti bagi ketahanan negara atau ketahanan nasional Republik Indonesia.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pembangunan Masyarakat Desa dan Pembangunan Desa sebagai dua istilah yang berbeda dapat dijelaskan, bahwa kedua istilah tersebut telah juga dikenal dunia Internasional, yaitu Pembangunan Masyarakat Desa sebagai Community Development yang mengandung maksud pembangunan dengan pendekatan kemasyarakatan (community approach) dan pengorganisasian masyarakat (community organization). Sedang Pembangunan Desa sebagai Rural Development menempati yang lebih luas, di mana pengertian pembangunan masyarakat desa sudah tercakup didalamnya, bahkan sekaligus terintegrasi pula sebagai usaha Pemerintah dan Masyarakat meliputi keseluruhan aspek kehidupan dan penghidupan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dari kedua pengertian di atas dapat kita simpulkan bahwa pengertian Pembangunan Desa lebih luas dari pada pengertian Pembangunan Masyarakat Desa. Di dalam Pembangunan Desa sudah tercakup didalamnya Pembangunan Masyarakat Desa. Namun demikian, kedua pengertian tersebut tidaklah perlu dipisahkan atau dibedakan dengan mutlak, karena pada hakekatnya Pembangunan Desa sudah menjadi satu metode dan merupakan suatu kebulatan terdiri dari komponen-komponen yang satu sama lain saling berkaitan. Di dalam Pembangunan Desa, Pembangunan Masyarakat Desa merupakan salah satu komponen yang penting dan menentukan. Oleh karena itu, komponen ini harus dibangun secara utuh bersama-sama dengan lingkungan fisik maupun lingkungan sosialnya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Adapun secara lebih terperinci, tujuan Pembangunan Desa tersebut menurut Sudiharto Djiwandono (dalam Darmansyah, 1986:218) meliputi :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 108pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tujuan ekonomis, yaitu meningkatkan produktivitas di daerah pedesaan, dalam rangka mengurangi kemiskinan di daerah pedesaan;<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 108pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tujuan sosial, ke arah pemerataan kesejahteraan penduduk desa;<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 108pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tujuan kultural, dalam arti meningkatkan kualitas hidup pada umumnya dari masyarakat pedesaan;<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 108pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">4.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tujuan politis, dalam arti menumbuhkan dan mengembangkan partisipasi masyarakat desa secara maksimal dalam menunjang usaha-usaha pembangunan serta dalam memanfaatkan dan mengembangkan selanjutnya hasil-hasil pembangunan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">VII.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; line-height: 150%;">LANDASAN TEORI</span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 40.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam mengkaji dan menganalisis “ Peranan Wisata Bahari (Pantai Kartini) Dalam Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Bulu, Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara “, menggunakan teori adaptasi. Didalam dunia antropologi, khususnya Antropologi Ekologi terdapat suatu konsep yang menurut saya cukup unik dan masih relevan kita bicarakan hingga kini. Konsep tersebut adalah konsep tentang adaptasi (Adaptation). Kita harus memahami latarbelakang munculnya teori adaptasi ini dimana ketika itu ilmu pasti menjadi “dewa” dalam paradigma perkembangan teori ilmu sosial, khususnya antropologi. Konsep-konsep biologi dan ilmu pasti dijadikan dasar untuk menjelaskan fenomena-fenomena sosial yang ada. Untuk tidak mengherankan jika secara epistemologi, teori adaptasi ini mempunyai sifat alur penalaran yang menurut saya sangat deduktif, yaitu mencoba menalar suatu gejala sosial dengan penalaran bangunan konseptual terlebih dahulu untuk menjelaskanya. Ini berbeda memang dengan kebanyakan teori sosial dalam antropologi kemudian yang banyak mendasarkannya pada proses penalaran induktif – dari gejala empiris terlebih dahulu kemudian ke bangunan konseptual.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 40.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Konsep adaptasi datang dari dunia biologi, dimana ada 2 poin penting yaitu evolusi genetik, dimana berfokus pada uimpan balik dari interaksi lingkungan, dan adaptasi biologi yang berfokus pada perilaku dari organisme selama masa hidupnya, dimana organisme tersebut berusaha menguasai faktor lingkungan, tidak hanya faktor umpan balik lingkungan, tetapi juga proses kognitif dan level gerak yang terus-menerus. Adaptasi juga merupakan suatu kunci konsep dalam 2 versi dari teori sistem, baik secara biological, perilaku, dan sosial (Bennet dalam, <a href="http://prasetij.wordpress.com/2008/01/28%20adaptasi-dalam-antropologi/">http://prasetij.wordpress.com/2008/01/28 adaptasi-dalam-antropologi/</a>).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 40.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Daya tahan hidup populasi tidak bekerja secara pasif dalam menghadapai kondisi lingkungan tertentu, melainkan memberikan ruang bagi individu dan populasi untuk bekerja secara aktif memodifikasi perilaku mereka dalam rangka memelihara kondisi tertentu, menanggulangi resiko tertentu pada suatu kondisi yang baru, atau mengimprovisiasi kondisi yang ada. Beberapa adaptasi juga adalah kesempatan, efek dari sosial dan praktek kultural yang secara tidak sadar mempengaruhinya. Proses adaptif yang aktual mungkin merupakan kombinasi dari ke-3 mekanisme tersebut diatas.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 40.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Manusia menghadapi alur kehidupan salah satunya dengan cara beradaptasi dengan lingkungannya. Begitu pula dengan masyarakat desa Bulu, mereka harus beradaptasi dengan adanya tempat wisata bahari (Pantai Kartini) agar dapat mempertahankan hidupnya terutama dalam bidang sosial ekonomi. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 40.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Proses adaptasi yang dilakukan oleh masyarakat desa Bulu dengan cara mempelajari dan menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan hidupnya. Adanya proses adaptasi tersebut akan menghasilkan sebuah perubahan. Perubahan tersebut terjadi ketika adanya sebuah unsur baru yang masuk ke dalam kehidupan mereka. Unsur baru yang masuk ke dalam kehidupan masyarakat desa Bulu seperti budaya, teknologi, gaya hidup dan lain-lain. Perubahan tersebut juga dapat berimplikasi pada segi sosial dan ekonomi masyarakat desa Bulu.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; line-height: 150%;">VIII.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; line-height: 150%;">METODOLOGI PENELITIAN<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dasar Penelitian<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 40.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif sehingga menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata atau kalimat tertulis atau lisan dari para informan dan bukan merupakan data berupa angka-angka seperti halnya pada penelitian kuantitatif.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Lokasi Penelitian<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 40.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Lokasi penelitian ini berada desa Bulu, kecamatan Jepara, kabupaten Jepara. Desa Bulu adalah desa atau wilayah yang memiliki potensi sumber daya alam berupa air yang sangat melimpah sehingga dimanfaatkan pemerintah Jepara untuk membuat objek wisata bahari yaitu Pantai Kartini.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 40.5pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 0cm;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sumber Data<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 40.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sumber data dalam penelitian ini adalah <b>Data Sekunder</b>, data pendukung antara lain seperti buku-buku referensi yang sesuai dengan tema penelitian, gambar, arsip, dan sebagainya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">4.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Teknik Pengumpulan Data<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 40.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah <b>Penelitian Analisis Dokumentasi</b>, penelitian yang dilakukan secara sistematis terhadap catatan-catatan atau dokumen sebagai sumber data yang dapat dipertanggung jawabkan serta menjadi alat bukti yang resmi. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 40.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Karakteristik penelitian analisis dokumentasi antara lain : <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 93.75pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Penelitian dilakukan terhadap informasi yang didokumentasikan dalam bentuk rekaman, gambar, tulisan, dan sebagainya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 93.75pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Subjek penelitiannya adalah suatu barang, buku, majalah, dan lain-lain.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 93.75pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dokumen sebagai sumber data pokok dalam penelitian yang dilakukan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">5.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Keabsahan Data<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 40.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Keabsahan data merupakan faktor penting dalam penelitian, oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan data sebelum menganalisis data. Untuk menguji keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi. Teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2006:331)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 40.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Adapun teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pemeriksaan dengan memanfaatkan penggunaan sumber yaitu menggunakan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda (Patton dan Moleong, 2006:330). Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk mengukur keabsahan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">a.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">b.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">c.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">d.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada (kaya), orang pemerintahan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">e.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang bersangkutan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; line-height: 150%;">DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></span></b></div><ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="1"><li class="MsoNormal"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Hartomo, H, 2004<b>, MKDU Ilmu Sosial Dasar</b>, Jakarta: PT. Bumi Aksara.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">M. Darmansyah, 1986<b>, Ilmu Sosial Dasar</b>, Surabaya : Usaha Offset Printing.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Moleong, Lexy J. 2004, <b>Metodologi Penelitian Kualitatif,</b> Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Yuliati, Yayuk dan Mangku Purnomo, 2003<b>, Sosiologi Pedesaan</b>, Yogyakarta: Lappera Pustaka Utama.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Zuriah, Nurul, 2006, <b>METODOLOGI PENELITIAN SOSIAL DAN PENDIDIKAN Teori – Aplikasi, </b>Jakarta: PT. Bumi Aksara<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Artikel dari AMGD, DKI Jakarta (dalam <u><a href="http://navigasi.net/goart.php?a=ptkartni">http://navigasi.net/goart.php?a=ptkartni</a>)</u><o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pemkab Jepara, Dinas Lingkungan Hidup Pertambangan dan Energi, Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah kab Jepara tahun 2006, hal. 22-29<o:p></o:p></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2008, Teori Adaptasi, </span></i><u><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><a href="http://prasetijo.wordpress.com/2008/01/28/adaptasi-dalam-anthropologi/">http://prasetijo.wordpress.com/2008/01/28/adaptasi-dalam-anthropologi/</a> </span></u><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> (27 Desember 2009)<u><o:p></o:p></u></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><u><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><a href="http://www.jawatengah.go.id/">http://www.jawatengah.go.id</a><o:p></o:p></span></u></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><u><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><a href="http://www.gojepara.co.id/">http://www.gojepara.co.id</a><o:p></o:p></span></u></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 115%;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><u><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><a href="http://www.posko.co.cc/">http://www.posko.co.cc</a><o:p></o:p></span></u></div>Materi-Materi Sosiologihttp://www.blogger.com/profile/04800054178002388005noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7708586179268775527.post-65402920216684969492011-03-03T06:11:00.001-08:002011-03-03T06:11:46.923-08:00INOVASI PEMBELAJARAN by Ecko<div style="color: red;"><link href="file:///C:%5CUsers%5Cacer%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><link href="file:///C:%5CUsers%5Cacer%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_editdata.mso" rel="Edit-Time-Data"></link><link href="file:///C:%5CUsers%5Cacer%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx" rel="themeData"></link><link href="file:///C:%5CUsers%5Cacer%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml" rel="colorSchemeMapping"></link> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:"Cambria Math";
panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 415 0;}
@font-face
{font-family:Calibri;
panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:swiss;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-520092929 1073786111 9 0 415 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:10.0pt;
margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:EN-US;
mso-fareast-language:EN-US;}
p.MsoListParagraph, li.MsoListParagraph, div.MsoListParagraph
{mso-style-priority:34;
mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:10.0pt;
margin-left:36.0pt;
mso-add-space:auto;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:EN-US;
mso-fareast-language:EN-US;}
p.MsoListParagraphCxSpFirst, li.MsoListParagraphCxSpFirst, div.MsoListParagraphCxSpFirst
{mso-style-priority:34;
mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-type:export-only;
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:0cm;
margin-left:36.0pt;
margin-bottom:.0001pt;
mso-add-space:auto;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:EN-US;
mso-fareast-language:EN-US;}
p.MsoListParagraphCxSpMiddle, li.MsoListParagraphCxSpMiddle, div.MsoListParagraphCxSpMiddle
{mso-style-priority:34;
mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-type:export-only;
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:0cm;
margin-left:36.0pt;
margin-bottom:.0001pt;
mso-add-space:auto;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:EN-US;
mso-fareast-language:EN-US;}
p.MsoListParagraphCxSpLast, li.MsoListParagraphCxSpLast, div.MsoListParagraphCxSpLast
{mso-style-priority:34;
mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-type:export-only;
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:10.0pt;
margin-left:36.0pt;
mso-add-space:auto;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:EN-US;
mso-fareast-language:EN-US;}
.MsoChpDefault
{mso-style-type:export-only;
mso-default-props:yes;
font-size:10.0pt;
mso-ansi-font-size:10.0pt;
mso-bidi-font-size:10.0pt;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-hansi-font-family:Calibri;}
@page Section1
{size:612.0pt 792.0pt;
margin:72.0pt 72.0pt 72.0pt 72.0pt;
mso-header-margin:36.0pt;
mso-footer-margin:36.0pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
-->
</style> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><u><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt; line-height: 150%;">INOVASI PEMBELAJARAN<o:p></o:p></span></u></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ketika mendengar kata inovasi, yang muncul di benak kita barangkali sesuatu yang baru, unik dan menarik. Kebaruan, keunikan dan yang menarik itu pada akhirnya membawa kemanfaatan. Pendapat tersebut nampaknya tidak salah, dalam arti manusia sebagai makhluk sosial yang dinamis dan tak puas dengan apa yang sudah ada akan selalu mencoba, menggali dan menciptakan sesuatu yang ‘ baru ‘ atau ‘ lain ‘ dari biasanya, Begitu pula masalah inovasi yang erat kaitannya dengan proses pembelajaran. Di mana proses pembelajaran melibatkan manusia (baca : siswa dan guru) yang memiliki karakteristik khas yaitu keinginan untuk mengembangkan diri, maju dan berprestasi.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kamus Besar Bahasa Indonesia memberi batasan, inovasi sebagai pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru, penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya baik berupa gagasan, metode atau alat (KBBI, 1990 : 330). Dari pengertian ini nampak bahwa inovasi itu identik dengan sesuatu yang baru, baik berupa alat, gagasan maupun metode. Dengan berpijak pada pengertian tersebut, maka inovasi pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu upaya baru dalam proses pembelajaran, dengan menggunakan berbagai metode, pendekatan, sarana dan suasana yang mendukung untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Hasbullah (2001) berpendapat bahwa ‘baru’ dalam inovasi itu merupakan apa saja yang belum dipahami, diterima atau dilaksanakan oleh si penerima inovasi.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Menurut Gagne (1975), setidaknya ada empat fungsi yang harus dilakukan guru kaitannya sebagai motivator. Pertama, arousal function atau membangkitkan dorongan siswa untuk belajar. Kedua, expectancy funtion yaitu menjelaskan secara konkret kepada siswa apa yang dapat dilakukan pada akhir pengajaran. Ketiga, incentive function maksudnya guru memberikan ganjaran untuk prestasi yang dicapai siswa dalam rangka merangsang pencapaian prestasi berikutnya dan keempat, disciplinary function bahwa guru membantu keteraturan tingkah laku siswa.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Keempat fungsi tersebut, selayaknya diperankan dengan tepat oleh guru dalam sebuah proses pembelajaran, sehingga diharapkan motivasi belajar siswa semakin lama akan semakin meningkat dan tinggi.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">CONTOH INOVASI SEDERHANA</span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Perlu disadari bahwa pembelajaran merupakan suatu interaksi yang bersifat kompleks dan timbal-balik antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Selayaknya siswa diberi kesempatan yang memadai untuk ikut ambil bagian dan diperlakukan secara tepat dalam sebuah proses pembelajaran.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ditengarai bahwa dunia anak (baca : TK dan SD) merupakan dunia bermain, tetapi acapkali guru melupakan hal ini. Semestinya setiap guru dalam setiap proses pembelajarannya menciptakan suasana yang menyenangkan (fun), menggairahkan (horee), dinamis (mobile), penuh semangat (ekpresif) dan penuh tantangan (chalenge).<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Oleh karena itu berbagai inovasi dapat dicoba untuk dikembannngkan walaupun amat sederhana. <o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Beberapa bentuk inovasi yang sempat penulis cobakan, diantaranya:<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1. Pembuatan yel-yel<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Yel-yel ini biasanya dilakukan sebelum pembelajaran dimulai, guru mengajak siswa untuk bersama-sama mengucapkan beberapa yel yang telah diajarkan kepada mereka.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tujuannya : <o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.menumbuhkan semangat belajar siswa.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3.Mewujudkan hubungan yang akrab antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Berbagai variasi yel dapat diciptakan oleh guru, dengan mengubah lagu tertentu yang sudah dihapal siswa serta menggunakan kepalan tangan, suara yang bersemangat, mimik muka serta kekompakan siswa dalam pengucapannya.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Penulis membagi pembuatan yel ini dalam dua bagian, yaitu yel-yel kelas, yang memberi semangat untuk pengkondisian kelas sehingga siswa siap belajar (apersepsi dan motivasi), dan yel-yel mata pelajaran yaitu memberi semangat untuk mengikuti pelajaran tertentu.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.Pemberian Penghargaan<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Berdasarkan pangalaman di lapangan, anak kelas bawah (baca : SD) amat senang apabila usaha belajarnya dihargai dan mendapat pengakuan dari guru, walaupun amat sederhana. Oleh karena itu, para guru nampaknya jangan terlalu pelit untuk menberikan penghargaan, selama dilakukan dengan memperhatikan waktu dan cara yang tepat. Penghargaan itu sendiri dapat dimaknai sebagai alat pengajaran dalam rangka pengkondisian siswa menjadi senang belajar.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tujuannya:<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.Mendorong siswa agar lebih giat belajar.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.Memberi apresiasi atas usaha mereka.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3.Menumbuhkan persaingan yang sehat antar siswa untuk meningkatkan prestasi.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pemberian penghargaan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara dan sesuai kesempatan yang ada. Penulis membaginya dalam beberapa macam, yakni dalam bentuk ucapan, tulisan, barang/benda dan penghargaan khusus. Seyogyanya penghargaan ini dapat menjadi kebanggaan siswa akan eksistensi dirinya, yang nantinya meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi diri.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">a)Penghargaan berupa ucapan.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pemberian penghargaan ini dapat dilakukan dengan direncanakan terlebih daluhu atau bersifat spontan saja. Yang terpenting bahwa setiap siswa yang menunjukkan suatu usaha, maka layak dihargai. Pemberian pujian bagi siswa yang berpatisipasi aktif dalam proses pembelajaran, seperti kata-kata YESS ! (sambil mengancungkan jempol tangan), Excelent (dua jari membentuk huruf V), Thankyou Very Much (kedua tangan diacungkan ke atas) dll.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">b)Penghargaan berupa tulisan.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Hal ini dapat dilakukan setiap hari, ketika siswa mengerjakan tugas atau PR. Penghargaan ini diberikan dengan cara guru menuliskan di buku catatan atau tugas siswa, berupa kata pujian, terutama bagi siswa yang berhasil mendapat nilai bagus (80-100). Kalimat pujian tersebut diantaranya “ selamat, you are the best student “ , “ Alhamdulillah, kamu anak pintar “ , “ pacu terus prestasimu “ ,<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">c)Penghargaan berupa barang/benda.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Berbagai benda sebenarnya dapat dijadikan alat penghargaan, baik benda yang sudah ada maupun yang telah dimodifikasi/disiapkan.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Penulis misalnya memberikan penghargaan berupa :<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Bintang</span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">, terbuat dari kertas karton/asturo berukuran kecil bagi siswa yang mendapat nilai tinggi (80-100) baik latihan soal, tugas maupun PR.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kalung medali pelajaran</span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">, terbuat dari gabus yang menyerupai sebuah medali dengan menggunakan tali warna. Medali dibuat khusus untuk setiap mata pelajaran, dan diberikan kepada siswa setiap selesai ulangan harian. Siswa yang mendapat nilai tertinggi dalam ulangan harian berhak menerima medali.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sewaktu-waktu tidak ada salahnya apabila guru memberikan penghargaan berupa uang jajan, walaupun dengan nilai nominal yang relatif kecil. Bagi siswa terkadang bukan besar kecilnya uang tetapi kebanggaan mendapatkannya dari guru yang dicintainya.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Penghargaan khusus.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Penghargaan ini sifatnya spontan dan insidental, di mana siswa yang berhasil menjawab dengan tepat pertanyaan dari guru dimungkinkan untuk istirahat atau pulang terlebih dahulu.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3.Pemberian sanksi<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam sebuah proses pembelajaran perlu ada semacam aturan main (rule of the game). Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik, termasuk perlu adanya sanksi yang disepakati bersama antara guru dengan siswa. Tetapi diupayakan dalam pemberian sanksi ini betul-betul bersifat pedagogis (mendidik).<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tujuannya :<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.Terwujudnya kelas yang tertib, namun diupayakan tetap menyenangkan.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.Penanaman disiplin kepada anak.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3.Mendidik siswa untuk bertanggung jawab terhadap apa yang telah dilakukan.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kotak Soal<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dibuat dari bekas wadah susu atau makanan lain, yang berbentuk segi empat, kemudian dibungkus kertas kado, dengan warna yang menarik ditempel di dinding kelas sejumlah mata pelajaran, sehingga setiap mapel memiliki kotak soal tersendiri.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tujuannya :<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.mendorong siswa agar senang mempelajari soal sesuai keinginannya setiap saat.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.Memberi kesempatan memanfaatkan waktu luang untuk mempelajari soal-soal.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Soal ini dibuat dengan berbagai bentuk, seperti soal cerita, kuis, siapa aku, tanya jawab, dll. Di tulis di kertas asturo atau kertas lain dengan bentuk yang menarik.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">4.Pokjar (Kelompok Belajar)<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Siswa dibagi dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa, setiap kelompok dipilih satu ketua yang mampu memimpin dan membantu anggotanya.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tujuannya :<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.Matih kerjasama antara siswa<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.Menanamkan jiwa kepemimpinan dan saling membantu<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Terjadi pertukaran pengetahuan dan memungkinkan siswa yang sudah paham mengajari teman lainnya .<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam pelajaran tertentu, guru memberikan masalah kemudian siswa mendiskusikanya dalam kelompok. Adapun tempat pengerjaannya diserahkan sepenuhnya pada mereka, asal waktunya ditetapkan dengan jelas. Mereka boleh mengerjakan di kelas (in-door) atau diluar kelas (out-door) seperti perpustakaan, halaman sekolah, aula atau mushola.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Bagi kelompok yang berhasil meraih nilai tertinggi dan paling cepat, akan diberi penghargaan berupa bintang kelompok, yang nantinya ditempel di dinding dengan menggunakan gabus berukuran 100 cm x 75 cm.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">5.Perpustakaan Kelas<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Penanaman kebiasaan membaca harus selalu ditumbuhkan. Kehadiran perpustakaan kelas merupakan salah satu strategi yang dapat dilakukan. Berbagai buku yang bersifat ringan dan dapat menggugah kreativitas siswa bisa dijadikan referensi. Majalah Bobo, Annida, Anak Sholeh, buku cerita, kisah sahabat dan petualangan hewan merupakan pilihan bagi mereka.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tujuannya :<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -13.65pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.Menanamkan kebiasaan membaca sejak dini, karena membaca adalah kunci pengetahuan.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.Memanfaatkan waktu luang secara baik.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Adapun sumber bukunya dapat diperoleh dari sumbangan siswa sendiri yakni membawa buku bacaan bekas dari rumah, membeli atau sumbangan. <o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">6.Mading Kelas<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kehadiran majalah dinding (mading) kelas menjadi satu terobosan yang cukup baik. Diantara siswa ada yang dipilih menjadi pengurus mading. Mereka ada yang bertugas sebagai pimpinan redaksi, reporter, ilustrasi atau pencari berita.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tujuannya :<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -13.65pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.Menampung hasil karya siswa berupa gambar, cerita/karangan, puisi, atau pengalaman pribadi.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -13.65pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.Membiasakan siswa untuk menulis, segala ide, impian dan harapan dapat ditumpahkan dalam karya tulis.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3.Menumbuhkan semangat belajar dan membaca.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Biasanya siswa akan senang, apabila karyanya dilihat oleh teman-temannya. Hasil karya yang ditempel bisa saja sengaja dibuat oleh siswa di rumah atau hasil tugas mata pelajaran tertentu. <o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">7.Setting Kelas<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Untuk sekolah yang full day school kemungkinan besar siswa akan merasa jenuh dan capek berada terus di sekolah atau kelas. Oleh karena itu bagaimana menciptakan ruangan dan suasana kelas yang meminimalisir kejenuhan mereka.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Setting kelas dapat dilakukan oleh guru dengan cara penataan ruangan, pemasangan gambar, tulisan yang memotivasi, warna-warni yang menyolok, hiasan yang menggugah poster dll. Contohnya poster dapat ditempel di dinding kelas. Bunyi poster misalnya, “ BELAJAR ITU MUDAH DAN MENYENANGKAN “, “ MEMBACA MENJADI KEBUTUHANKU “, AKU INGIN MENJADI ANAK PINTAR DAN SHOLEH “, “ BELAJAR ITU IBADAH, BERPRESTASI ITU INDAH.”<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Setiap minggu sekali, siswa diperbolehkan untuk berpindah tempat duduknya, sesuai keinginan mereka. Papan tulis, setiap semester sekali dapat dirubah posisinya, sesuai kesepakatan dengan siswa.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">8.Mencatat dengan Peta Pikiran<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Hasil temuan mutakhir menunjukan bahwa otak manusia memiliki kehebatan yang luar biasa, ada otak kiri dan otak kanan. Untuk mengembangkan kemampuan otak kanan yang penuh dengan imajinasi, siswa diajarkan cara menulis dengan menggunakan peta pikiran.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tujuannya :<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.Mempermudah mengingat/menghapal materi pelajaran.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.Menulis sambil menggambar disertai warna akan lebih menarik dan tidak jenuh.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3.Mengembangkan daya imajinasi dan kreatifitas anak.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Guru harus menyusun terlebih dahulu materinya yang sesuai. Siswa diberi kebebasan untuk mewarnai, menggambar dan membuatnya sendiri.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">9.Penggunaan alat peraga<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Alat peraga boleh dikatakan sebagai salah satu pendukung kesuksesan pembelajaran, karena dengan media ini biasanya pembelajaran menjadi lebih menarik. Berbagai media dapat dibuat guru walaupun sederhana.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tujuannya :<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.Memperjelas materi yang disampaikan, karena siswa melihat secara langsung.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.Menarik siswa sehingga penbelajaran lebih hidup dan dinamis.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3.Sebagai sarana untuk menambah pemahaman siswa tentang materi mata pelajaran, terutama media yang berupa permainan.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Media yang dapat dibuat misalnya kartu permainan perkalian. pembagian dan pengurangan. Angka gabus berwarna (matematika), fuzel IPA, PP IPA, kartu permainan IPA (IPA), PP IPS, mata angin, gambar, denah (IPS), kartu berpasangan, papan sinonim/antonim (B. Indonesia). Prinsip utama dari pembuatan alat peraga adalah dengan media maka pembelajaran lebih bermakna dan menggairahkan.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">10.Pembelajaran sambil bermain<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kegiatan ini amat tergantung pada gurunya. Pembelajaran tidak harus selalu serius, siswa duduk manis semua di meja, mendengarkan ceramah guru dengan tidak boleh melirik kiri dan kanan. Sebenarnya dimungkinkan pembelajaran dengan mengadopsi berbagai permainan yang sering dilihat oleh anak-anak di TV seperti kuis siapa aku, tebaklah, siapa berani dll.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Selain itu guru bisa mengembangkan metode ini berdasarkan pengalaman di lapangan. Contohnya dalam pelajaran B. Indonesia, mengadakan permainan tebak kata, di mana setiap siswa menyiapkan kata yang telah dipahami artinya, kemudian dia mengemukakan huruf awal sambil menyebutkan ciri-cirinya. Permainan peribahasa, dengan cara melanjutkan peribahasa yang telah diucapkan siswa lain, apabila ada yang salah maka, dia maju ke depan untuk bernyanyi (nasyid).<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Begitu banyak bentuk permainan yang dapat dilakukan oleh guru, dan kesemuanya bertujuan untuk lebih menarik siswa dalam pembelajaran.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">11. Pembelajaran kooperatif<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Menurut Slavin pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan kelompok -kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru. Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan setting kelompok-kelompok kecil dengan memperhatikan keberagaman anggota kelompok sebagai wadah siswa bekerjasama dan memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial dengan teman sebayanya, memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang bersamaan dan ia menjadi narasumber bagi teman yang lain. Jadi Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri: 1) untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif, 2) kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah, 3) jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku, budaya jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar dalam tiap kelompok terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda pula, dan 4) penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dari pada perorangan.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling tergantung satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan bersama. Menurut Ibrahim dkk. siswa yakin bahwa tujuan mereka akan tercapai jika dan hanya jika siswa lainnya juga mencapai tujuan tersebut. Untuk itu setiap anggota berkelompok bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya. Siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran kooperatif didorong untuk bekerjasama pada suatu tugas bersama dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugasnya<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting. Menurut Depdiknas tujuan pertama pembelajaran kooperatif, yaitu meningkatkan hasil akademik, dengan meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademiknya. Siswa yang lebih mampu akan menjadi nara sumber bagi siswa yang kurang mampu, yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama. Sedangkan tujuan yang kedua, pembelajaran kooperatif memberi peluang agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai perbedaan latar belajar. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, agama, kemampuan akademik, dan tingkat sosial. Tujuan penting ketiga dari pembelajaran kooperatif ialah untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan sosial yang dimaksud antara lain, berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Menurut Ibrahim, dkk. pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang positif untuk siswa yang hasil belajarnya rendah sehingga mampu memberikan peningkatan hasil belajar yang signifikan. Cooper mengungkapkan keuntungan dari metode pembelajaran kooperatif, antara lain: 1) siswa mempunyai tanggung jawab dan terlibat secara aktif dalam pembelajaran, 2) siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi, 3) meningkatkan ingatan siswa, dan 4) meningkatkan kepuasan siswa terhadap materi pembelajaran.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Menurut Ibrahim, unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif sebagai berikut: 1) siswa dalam kelompok haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup sepenanggungan bersama, 2) siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu didalam kelompoknya, 3) siswa haruslah melihat bahwa semua anggota didalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama, 4) siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya, 5) siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok, 6) siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya, dan 7) siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam era global, teknologi telah menyentuh segala aspek pendidikan sehingga, informasi lebih mudah diperloleh, hendaknya siswa aktif berpartisipasi sedemikian sehingga melibatkan intelektual dan emosional siswa didalam proses belajar. Keaktifan disini berarti keaktifan mental walaupun untuk maksud ini sedapat mungkin dipersyaratkan keterlibatan langsung keaktifan fisik dan tidak nya berfokus pada satu sumber informasi yaitu guru yang hanya mengandalakan satu sumber komunikasi. Seringnya rasa malu siswa yang muncul untuk melakukan komunikasi dengan guru, membuat kondisi kelas yang tidak aktif sehingga berpulang pada rendahnya prestasi belajar siswa. Maka perlu adanya usaha untuk menimbulkan keaktifan dengan mengadakan komunikasi yaitu guru dengan siswa dan siswa dengan rekannya. Salah satu pembelajaran yang ditawarkan adalah kooperatif tipe jigsaw.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pertama kali dikembangkan oleh Aronson. dkk di Universitas Texas. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif, siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang dengan memperhatikan keheterogenan, bekerjasama positif dan setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi yang diberikan dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Keunggulan kooperatif tipe jigsaw meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain.Meningkatkan bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat kelompok ahli dan kelompok asal. Kelompok asal adalah kelompok awal siswa terdiri dari berapa anggota kelompok ahli yang dibentuk dengan memperhatikan keragaman dan latar belakang. Guru harus trampil dan mengetahui latar belakang siswa agar terciptanya suasana yang baik bagi setiap angota kelompok. Sedangkan kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok lain (kelompok asal) yang ditugaskan untuk mendalami topik tertentu untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Para anggota dari kelompok asal yang berbeda, bertemu dengan topik yang sama dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas materi yang ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok serta membantu satu sama lain untuk mempelajari topik mereka tersebut. Disini, peran guru adalah mefasilitasi dan memotivasi para anggota kelompok ahli agar mudah untuk memahami materi yang diberikan. Setelah pembahasan selesai, para anggota kelompok kemudian kembali pada kelompok asal dan mengajarkan pada teman sekelompoknya apa yang telah mereka dapatkan pada saat pertemuan di kelompok ahli.Para kelompok ahli harus mampu untuk membagi pengetahuan yang di dapatkan saat melakuakn diskusi di kelompok ahli, sehingga pengetahuan tersebut diterima oleh setiap anggota pada kelompok asal. Kunci tipe Jigsaw ini adalah interdependence setiap siswa terhadap anggota tim yang memberikan informasi yang diperlukan. Artinya para siswa harus memiliki tanggunga jawab dan kerja sama yang positif dan saling ketergantungan untuk mendapatkan informasi dan memecahkan masalah yang biberikan.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Langkah-langkah penerapan model pembelajaran Jigsaw dalam matematika, yaitu:<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1. Membentuk kelompok heterogen yang beranggotakan 4 – 6 orang.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2. Masing-masing kelompok mengirimkan satu orang wakil mereka untuk membahas topik, wakil ini disebut dengan kelompok ahli.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3. Kelompok ahli berdiskusi untuk membahas topik yang diberikan dan saling membantu untuk menguasai topik tersebut.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">4. Setelah memahami materi, kelompok ahli menyebar dan kembali ke kelompok masing-masing, kemudian menjelaskan materi kepada rekan kelompoknya.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">5. Guru memberikan tes individual pada akhir pembelajaran tentang materi yang telah didiskusikan.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kunci pembelajaran ini adalah interpedensi setiap siswa terhadap anggota kelompok untuk memberikan informasi yang diperlukan dengan tujuan agar dapat mengerjakan tes dengan baik.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Bila dibandingkan dengan metode pembelajaran tradisional, model pembelajaran Jigsaw memiliki beberapa kelebihan yaitu:<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1. Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar,karena sudah ada kelompok ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2. Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3. Metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam penerapannya sering dijumpai beberapa permasalahan yaitu :<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1. Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi, dan cenderung mengontrol jalannya diskusi. Untuk mengantisipasi masalah ini guru harus benar-benar memperhatikan jalannya diskusi. Guru harus menekankan agar para anggota kelompok menyimak terlebih dahulu penjelasan dari tenaga ahli. Kemudian baru mengajukan pertanyaan apabila tidak mengerti.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2. Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berfpikir rendah akan mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi apabila ditunjuk sebagai tenaga ahli. Untuk mengantisipasi hal ini guru harus memilih tenaga ahli secara tepat, kemudian memonitor kinerja mereka dalam menjelaskan materi, agar materi dapat tersampaikan secara akurat.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3. Siswa yang cerdas cenderung merasa bosan. Untuk mengantisipasi hal ini guru harus pandai menciptakan suasana kelas yang menggairahkan agar siswa yang cerdas tertantang untuk mengikuti jalannya diskusi.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">4. Siswa yang tidak terbiasa berkompetisi akan kesulitan untuk mengikuti proses pembelajaran.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45pt;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 16pt; line-height: 150%;">TUGAS PENGGANTI MID<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Di susun guna memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Inovasi Sosiologi<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Dosen pengampu Bp. Fajar<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><img height="176" src="file:///C:/Users/acer/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.jpg" v:shapes="Picture_x0020_1" width="177" /></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Di susun oleh :<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 153pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Nama : Eko Ariyanto<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 153pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">NIM : 3501408025<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 153pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Rombel : 01 (satu)<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; line-height: 115%;">SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; line-height: 115%;">FAKULTAS ILMU SOSIAL<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; line-height: 115%;">UNIVERSITAS NEGERI SEMARNG<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; line-height: 115%;">2010<o:p></o:p></span></b></div>Materi-Materi Sosiologihttp://www.blogger.com/profile/04800054178002388005noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7708586179268775527.post-80265318530487977452011-03-03T05:34:00.000-08:002011-03-03T05:34:13.424-08:00LAMPIRAN 3PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN:<br />
<br />
<br />
A. Tes Tulis<br />
<br />
Pilihan ganda<br />
1. Aturan sosial adalah suatu aturan yang bertujuan untuk menjadi beraturan secara struktur maupun sistematika dari suatu proses yang dijalani secara teratur dan berstruktur.<br />
<br />
Pengertian aturan sosial di atas menurut…<br />
a. H. Relly Komaruzaman.<br />
b. Soerjono Soekanto<br />
c. Auguste Comte<br />
d. Selo Soemardjan<br />
e. Soelaima Soemardi<br />
<br />
2. Perhatikan pernyataan berikut !<br />
1) Nilai sosial<br />
2) Mobilitas sosial<br />
3) Norma sosial<br />
4) Stratifikasi sosial<br />
Dari beberapa pernyataan di atas, yang terdapat dalam aturan sosial adalah…<br />
a. 1 dan 2<br />
b. 2 dan 3<br />
c. 1 dan 3.<br />
d. 2 dan 4<br />
e. 1 dan 4<br />
<br />
<br />
<br />
3. Nilai sosial adalah asumsi abstrak dan sering tidak didasari dengan atau tentang apa yang benar dan apa yang penting.<br />
<br />
Pengertian nilai sosial di atas menurut…<br />
a. A.W. Green<br />
b. Woods<br />
c. Kimball Young.<br />
d. Koentjaraningrat<br />
e. Robert M.Z. Lawang<br />
<br />
4. Emas bernilai karena bentuk dan warnanya yang bagus dan dapat menjadi perhiasan bagi manusia.<br />
<br />
Pernyataan di atas merupakan contoh dari nilai sosial…<br />
a. Nilai vital<br />
b. Nilai material.<br />
c. Nilai kerohanian<br />
d. Nilai agama<br />
e. Nilai kebiasaan<br />
<br />
5. Perhatikan pernyataan berikut !<br />
1) Nilai material.<br />
2) Nilai agama<br />
3) Nilai vital<br />
4) Nilai kerohanian<br />
5) Nilai kebiasaan<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Dari pernyataan di atas yang merupakan nilai sosial menurut Notonegoro adalah…<br />
a. 1, 2, dan 3<br />
b. 1,2, dan 4<br />
c. 1, 3, dan 4.<br />
d. 1, 3, dan 5<br />
e. 2, 3, dan 4<br />
<br />
6. Kebiasaan umum yang menjadi patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat dan batasan wilayah tertentu disebut…<br />
a. Nilai sosial<br />
b. Norma sosial.<br />
c. Aturan sosial<br />
d. Hukum<br />
e. Mobilitas sosial<br />
<br />
7. Norma sosial merupakan aturan yang membatasi dan mengendalikan tingkah laku manusia yang berada di…<br />
a. Dalam diri individu<br />
b. Luar diri individu.<br />
c. Dalam dan luar diri individu<br />
d. Dalam individu, tetapi dipengaruhi oleh luar individu<br />
e. Luar ondividu, tetapi dipengaruhi oleh dalam individu<br />
<br />
8. Di bawah ini merupakan tingkatan norma sosial yang benar adalah…<br />
a. Cara, kebiasaan, tata kelakuan, adat istiadat, hukum.<br />
b. Kebiasaan, cara, tata kelakuan, hukum, adat istiadat<br />
c. Cara, tata kelakuan, kebiasaan, adat istiadat, hukum<br />
d. Kebiasaan, tata kelakuan, kebiasaan, hukum, adat istiadat<br />
e. Hukum, adat istiadat, tata kelakuan, kebiasaan, cara<br />
<br />
9. Di bawah ini merupakan macam-macam norma sosial, kecuali…<br />
a. Norma Agama<br />
b. Norma Kesopanan<br />
c. Norma Kebiasaan<br />
d. Kode Etik<br />
e. Tata kelakuan.<br />
<br />
10. Sebagai pedoman atau patokan perilaku dalam bermasyarakat dan merupakan wujud konkret dari nilai-nilai yang ada di masyarakat.<br />
<br />
Pernyataan di atas merupakan…<br />
a. Fungsi nilai sosial<br />
b. Fungsi norma sosial.<br />
c. Fungsi aturan sosial<br />
d. Fungsi mobilitas sosial<br />
e. Fungsi stratifikasi sosial<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
B. Penilaian proses :<br />
<br />
Format Penilaian Diskusi<br />
Nama Peserta Didik : ............................ Kelas : .........<br />
<br />
No. Nama ASPEK PENILAIAN Total nilai Presentasi<br />
Sikap Keaktifan Wawasan Kemampuan mengemukakan pendapat Kerja sama <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Keterangan: nilai maksimal 20<br />
<br />
<br />
LEMBAR OBSERVASI DISKUSI<br />
No Nama Siswa Aspek yang Dinilai Skor/ Jumlah<br />
1 2 3 4 5 6 <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Aspek yang dinilai:<br />
1. Kemampuan menyampaikan pendapat.<br />
2. Kemampuan memberikan argumentasi.<br />
3. Kemampuan memberikan kritik.<br />
4. Kemampuan mengajukan pertanyaan.<br />
5. Kemampuan menggunakan bahasa yang baik.<br />
6. Kelancaran berbicara.<br />
<br />
<br />
Penskoran: Jumlah skor:<br />
A. Tidak Baik Skor 1 24—30 = Sangat Baik<br />
B. Kurang Baik Skor 2 18—23 = Baik<br />
C. Cukup Baik Skor 3 12—17 = Cukup<br />
D. Baik Skor 4 6—11 = Kurang<br />
E. Sangat Baik Skor 5<br />
<br />
FORMAT PENILAIAN PROSES DISKUSI<br />
No Nama Siswa Kriteria Penilaian Jumlah Skor<br />
1 2 3 4 5 <br />
1 <br />
2 <br />
Dst <br />
<br />
Keterangan: Rentang skor : 1—3<br />
1. Aktivitas dalam kelompok 2—15 = Sangat baik <br />
2. Tanggung jawab individu 9—11 = Baik <br />
3. Pemikiran 6—8 = Cukup <br />
4. Keberanian berpendapat 3—5 = Kurang <br />
5. Keberanian tampilMateri-Materi Sosiologihttp://www.blogger.com/profile/04800054178002388005noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7708586179268775527.post-32871713945178337592011-03-03T05:29:00.001-08:002011-03-03T05:29:36.499-08:00LAMPIRAN 2LAMPIRAN IIMateri-Materi Sosiologihttp://www.blogger.com/profile/04800054178002388005noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7708586179268775527.post-40589510168850745052011-03-03T05:27:00.000-08:002011-03-03T05:27:01.405-08:00RPPRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN<br />
<br />
Nama sekolah : SMA N 1 TAHUNAN<br />
Prodi : Ilmu Sosial<br />
Mata Pelajaran : Sosiologi<br />
Kelas : X<br />
Semester : II<br />
Jumlah Pertemuan : 1 x pertemuan (2 x 45 menit)<br />
<br />
A. Standar Kompetensi<br />
Menerapkan nilai dan norma dalam proses pengembangan kepribadian.<br />
B. Kompetensi Dasar<br />
Menerapkan aturan-aturan sosial dalam kehidupan bermasyarakat.<br />
C. Indikator Pencapaian Kompetensi<br />
Mendefinisikan aturan-aturan sosial dalam kehidupan masyarakat.<br />
D. Tujuan Pembelajaran<br />
Setelah kegiatan pembelajaran, siswa diharapkan dapat :<br />
Mendefinisikan aturan-aturan sosial dalam kehidupan masyarakat<br />
E. Materi Ajar<br />
Aturan-aturan sosial dalam kehidupan masyarakat.<br />
F. Alokasi Waktu<br />
2 x 45 menit<br />
G. Model dan Metode Pembelajaran<br />
Model pembelajaran : Jigsaw<br />
Metode pembelajaran :<br />
• Ceramah bervariasi<br />
• Diskusi<br />
• Tanya jawab<br />
• Penugasan<br />
<br />
<br />
H. Kegiatan Pembelajaran<br />
• Kegiatan pendahuluan<br />
a. Melakukan apersepsi atau mengajukan pertanyaan-prtanyaan yang berkaitan dengan materi yang sebelumnya.<br />
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran.<br />
c. Menyampaikan cakupan materi.<br />
<br />
• Kegiatan inti<br />
Eksplorasi<br />
a. Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik aturan sosial yang akan dipelajari dengan menggunakan aneka sumber.<br />
b. Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya<br />
Elaborasi<br />
Melakukan diskusi dengan langkah-langkah sebagai berikut :<br />
a. Siswa dikelompokkan menjadi kelompok berpasangan 2 orang yaitu dengan teman sebangkunya.<br />
b. Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya <br />
c. Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya <br />
d. Pembahasan, guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa.<br />
Konfirmasi<br />
a. memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,<br />
b. memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber,<br />
c. memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,<br />
d. memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar<br />
<br />
• Kegiatan penutup<br />
a. Guru bersama siswa membuat rangkuman<br />
b. Melakukan refleksi<br />
c. Merencanakan tindak lanjut (melakukan pengayaan, remedial)<br />
d. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.<br />
<br />
I. Penilaian Hasil Belajar<br />
1. Tes tulis<br />
2. Penilaian Proses<br />
<br />
J. Sumber Belajar :<br />
1. Sosiologi Bilingual Kelas X dll<br />
2. Gambar, Foto, Film Dokumenter<br />
3. Media massa : cetak dan elektronik<br />
4. Masyarakat setempat<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Jepara, Desember 2010<br />
Mengetahui,<br />
Kepala SMAN N 1 Tahunan Guru Praktikan<br />
<br />
<br />
…………………………… …………………….<br />
NIP: NIP:Materi-Materi Sosiologihttp://www.blogger.com/profile/04800054178002388005noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7708586179268775527.post-50832111518136644622011-03-03T05:23:00.000-08:002011-03-03T05:23:33.776-08:00LAMPIRAN 1LAMPIRAN I<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
A. Definisi Aturan Sosial<br />
Aturan sosial adalah sesuatu yang disepakati dan mengikat sekelompok orang atau lembaga dalam rangka mencapai suatu tujuan dalam hidup bersama. Sedangkan aturan sosial menurut H. Relly Komaruzaman yaitu suatu aturan yang bertujuan untuk menjadi beraturan secara struktur maupun sistematika dari suatu proses yang dijalani secara teratur dan berstruktur.<br />
Definisi aturan sosial secara umum adalah suatu keadaan di mana hubungan-hubungan sosial yang berlangsung diantara anggota masyarakat berlangsung selaras, serasi, dam harmonis sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku. Jadi aturan sosial merupakan sistem kemasyarakatan dalam mengatur anggota-anggotanya agar terbiasa menaati nilai dan norma. Dalam aturan sosial terdapat nilai dan norma yang harus ditaati atau dipatuhi oleh masyarakat. Karena nilai dan norma tersebut berperan dan berfungsi untuk mengatur tata kehidupan setiap anggota masyarakat sebagai makhluk sosial, sehingga tercapai suatu bentuk keteraturan yang berlandaskan pada sistem budaya masing-masing. Dalam menciptakan aturan sosial yang sesuai dengan nilai dan norma, maka dalam masyarakat dibentuk sebuah wadah yang digunakan untuk mengatur rangkaian tata cara dan prosedur dalam melakukan hubungan antar manusia. Wadah tersebut adalah lembaga sosial. Dalam suatu aturan sosial terdapat suatu nilai dan norma.<br />
<br />
B. Nilai Sosial<br />
Beberapa definisi nilai sosial menurut para ahli adalah :<br />
1. Kimball Young, nilai sosial adalah asumsi abstrak dan sering tidak didasari dengan atau tentang apa yang benar dan apa yang penting.<br />
2. A.W. Green, nilai sosial adalah kesadaran yang secara relatif berlangsung disertai emosi terhadap objek.<br />
3. Woods, nilai sosial merupakan petunjuk-petunjuk umum yang telah berlangsung lama yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.<br />
Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai sosial adalah penghargaan yang diberikan masyarakat kepada bentuk sesuatu yang baik, penting, pantas, serta mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan dan kebaikan hidup bersama.<br />
<br />
Jenis Nilai Sosial<br />
Notonegoro membedakan nilai sosial menjadi tiga macam, yaitu :<br />
1. Nilai Material adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia dan bernilai karena materi tersebut.<br />
2. Nilai Vital adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia dalam melaksanakan berbagai aktivitas dan bernilai karena kegunaanya.<br />
3. Nilai Kerohanian adalah segala sesuatu yang berguna bagi kebutuhan rohani manusia.<br />
<br />
C. Norma Sosial<br />
Norma sosial adalah kebiasaan umum yang menjadi patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat dan batasan wilayah tertentu. Norma akan berkembang seiring dengan kesepakatan-kesepakatan sosial masyarakatnya, sering juga disebut dengan peraturan sosial.<br />
Tingkatan norma sosial<br />
1. Cara (usage)<br />
Cara adalah suatu bentuk perbuatan tertentu yang dilakukan individu dalam suatu masyarakat tetapi tidak secara terus-menerus.<br />
2. Kebiasaan (Folkways)<br />
Kebiasaan merupakan suatu bentuk perbuatan berulang-ulang dengan bentuk yang sama yang dilakukan secara sadar dan mempunyai tujuan-tujuan jelas dan dianggap baik dan benar.<br />
3. Tata kelakuan (Mores)<br />
Tata kelakuan adalah sekumpulan perbuatan yang mencerminkan sifat-sifat hidup dari sekelompok manusia yang dilakukan secara sadar guna melaksanakan pengawasan oleh sekelompok masyarakat terhadap anggota-anggotanya. Dalam tata kelakuan terdapat unsur memaksa atau melarang suatu perbuatan.<br />
4. Adat istiadat (Custom)<br />
Adat istiadat adalah kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi kedudukannya karena bersifat kekal dan terintegrasi sangat kuat terhadap masyarakat yang memilikinya.<br />
5. Hukum (Laws)<br />
Hukum adalah suatu rangkaian aturan yang ditujukan kepada anggota masyarakat yang berisi tentang ketntuan-ketentuan, perintah, kewajiban, ataupun larangan, agar dalam masyarakat tercipta suatu ketertiban dan keadilan. Hukum merupakan norma yang bersifat formal dan berupa aturan tetulis.<br />
<br />
Macam-macam norma sosial<br />
1. Norma Agama<br />
Norma agama adalah peraturan sosial yang sifatnya mutlak sebagaimana penafsirannya dan tidak dapat ditawar-tawar atau diubah ukurannya karena berasal dari Tuhan.<br />
2. Norma Kesopanan<br />
Norma kesopanan adalah peraturan sosial yang mengarah pada hal-hal yang berkenaan dengan bagaimana seseorang harus bertingkah laku yang wajar dalam kehidupan bermasyarakat.<br />
3. Norma Kesusilaan<br />
Norma kesusilaan adalah peraturan sosial yang berasal dari hati nurani yang menghasilkan akhlak, sehingga seseorang dapat membedakan apa yang dianggap baik dan apa pula yang dianggap buruk.<br />
4. Norma Kebiasaan<br />
Norma kebiasaan adalah sekumpulan peraturan sosial yang berisi petunjuk atau peraturan yang dibuat secara sadar atau tidak tentang perilaku yang diulang-ulang sehingga perilaku tersebut menjadi kebiasaan individu.<br />
5. Kode Etik<br />
Kode etik adalah tatanan etika yang disepakati oleh suatu kelompok masyarakat tertentu.<br />
<br />
Fungsi norma sosial<br />
Fungsi norma sosial antara lain sebagai berikut :<br />
a. Sebagai pedoman atau patokan perilaku dalam bermasyarakat.<br />
b. Merupakan wujud konkret dari nilai-nilai yang ada di masyarakat.<br />
c. Suatu standar atau skala dari berbagai kategori tingkah laku suatu masyarakat.Materi-Materi Sosiologihttp://www.blogger.com/profile/04800054178002388005noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7708586179268775527.post-64064167881152040602011-02-16T02:53:00.000-08:002011-02-16T02:53:42.484-08:00Kata-Kata Mutiara, Motivasi, dan Cinta<div style="color: magenta; font-family: "Courier New",Courier,monospace;"><b><span style="font-size: small;">” TIADA HIDUP TANPA KEGAGALAN ,KEKALAHAN , DAN KEJATUHAN…………</span></b></div><div style="color: magenta; font-family: "Courier New",Courier,monospace;"><b><span style="font-size: small;">AIR SUNGAI MENUJU LAUT MELEWATI JALAN YANG BERLIKU……</span></b></div><div style="color: magenta; font-family: "Courier New",Courier,monospace;"><b><span style="font-size: small;">BERDIRILAH TEGAK KEMBALI………………………..</span></b></div><div style="color: magenta; font-family: "Courier New",Courier,monospace;"><b><span style="font-size: small;">JANGAN MEMANDANG KE BELAKANG , MASA LALU TELAH BERLALU………………..</span></b></div><b style="color: magenta;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">HIDUP BERJALAN TERUS……………………….</span></span></b><br />
<div style="color: black;">========================= </div><div style="color: red;"><span style="font-size: small;"><b>Cintailah orang yang kau cintai sekedarnya saja….<br />
siapa tahu pada suatu hari kelak<br />
ia akan berbalik menjadi orang yang kau benci….</b></span></div><span style="color: red; font-size: small;"><b>dan bencilah orang yang kau benci sekedarnya saja….<br />
siapa tahu pada suatu hari kelak<br />
ia akan menjadi orang yang kau cintai.....</b></span><br />
=========================<br />
<u style="color: red;"><b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">PERPISAHAN TERMANIS</span></span></b></u> <br />
<br />
<div style="color: magenta; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Dulu aku datang dengan segudang asa.</span></div><div style="color: magenta;"> </div><div style="color: magenta; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">kini aku harus pamit untuk menjemput impian.</span></div><div style="color: magenta; text-align: justify;"> </div><div style="color: magenta; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Tak ada yang abadi di dunia.</span></div><div style="color: magenta; text-align: justify;"> </div><div style="color: magenta; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Segalanya mesti berubah.</span></div><div style="color: magenta; text-align: justify;"> </div><div style="color: magenta; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Terima kasih sudah menjadi teman baiku.</span></div><div style="color: magenta; text-align: justify;"> </div><div style="color: magenta; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Terima kasih sudah menjadi sobat karibku.</span></div><div style="color: magenta; text-align: justify;"> </div><div style="color: magenta; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Terima kasih sudah menjadi bagian dari jalan hidupku.</span></div><div style="color: magenta; text-align: justify;"> </div><div style="color: magenta; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Maafkan semua kesalahanku.</span></div><div style="color: magenta; text-align: justify;"> </div><div style="color: magenta; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Maafkan segala kekuranganku.</span></div><div style="color: magenta; text-align: justify;"> </div><div style="color: magenta; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Tak ada yang mesti ditangisi.</span></div><div style="color: magenta; text-align: justify;"> </div><div style="color: magenta; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Karena aku tidak akan jauh.</span></div><div style="color: magenta; text-align: justify;"> </div><div style="color: magenta; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Teman, sahabat, tetaplah mengingat setiap kenangan indah yang telah kita lewati.</span></div><div style="color: magenta; text-align: justify;"> </div><div style="color: magenta; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Lupakan kepahitan atas kesalahpahaman kita..</span></div><div style="color: magenta; text-align: justify;"> </div><div style="color: magenta; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Sampai Jumpa dilain waktu.</span></div>Materi-Materi Sosiologihttp://www.blogger.com/profile/04800054178002388005noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7708586179268775527.post-91355100265039516132011-02-16T02:35:00.000-08:002011-02-16T02:35:13.747-08:00Hal Kecil dengan Cinta<h2 class="entry-title" style="font-weight: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Dalam kehidupan ini kita tidak dapat selalu melakukan hal yang besar. Tetapi kita dapat melakukan banyak hal kecil dengan cinta yang besar.</span></h2><h2 class="entry-title" style="font-weight: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">In this life we cannot always do great things. But we can do small things with great love.</span></h2>Materi-Materi Sosiologihttp://www.blogger.com/profile/04800054178002388005noreply@blogger.com0